Kamis, 24 Maret 2011

Daftar 10 Perusahaan Paling Dikagumi

VIVAnews - Majalah Fortune membuat 50 daftar perusahaan yang paling dikagumi. Daftar ini merupakan hasil survei yang diajukan kepada pengusaha di Amerika Serikat untuk memilih perusahaan mana yang mereka kagumi dari setiap industri.

Daftar itu memuat berbagai macam industri, seperti teknologi, makanan, maskapai, kimia, komputer, barang elektronik, energi, dan lain-lain. Dalam survei itu juga mengukur sejauh mana inovasi yang dilakukan oleh perusahaan.

Berikut daftar 10 perusahaan paling dikagumi (bagian I):

1. Apple
Perusahaan ini menempati peringkat pertama pilihan pengusaha, dan nomor satu di industri komputer dengan skor 8,16. Apple menjadi perusahaan paling dikagumi karena kecepatannya dalam merilis produk teknologi.

Saham Apple sempat anjlok ketika Chief Executive Officer (CEO) Apple, Steve Jobs, mengumumkan pada Januari akan mengambil cuti medis kedua, atau dua tahun setelah ia menerima transplantasi hati dan cuti enam bulan. Namun Jobs meyakinkan pasar bahwa perusahaan akan berupaya keras untuk menghasilkan laba.

Keuntungan Apple hampir dua kali lipat pada laba kuartalan dibanding setahun lalu. Produk iPad 2 yang diperkenalkan Maret, menandai generasi kedua dari salah satu tonggak keberhasilan Apple. Dan Jobs membuat kejutan dengan tampil pada peluncuran tersebut. Kejutan yang lain yaitu Apple mengumumkan bahwa iPhone 4 akan tersedia di Verizon.

2. Google
Google menempati peringkat kedua dengan skor 8,22 dan menjadi urutan pertama di bidang pelayanan internet dan ritel. Google dianggap sukses mempertahankan julukan sebagai "Raja Mesin Pencari". Perusahaan ini juga mulai fokus lebih dalam pada pengembangan perangkat gratis berbasis sistem open source.

Google juga mengembangkan perangkat berbasis sistem operasi Android dengan penjualan 10 juta perangkat tiap bulan dan akan terus meningkat. Perubahan besar kemungkinan akan terjadi ketika CEO Google, Eric Schmidt, yang memimpin pertumbuhan perusahaan dengan cepat sejak 2001 akan meninggalkan posisinya pada April. Situasi itu memungkinkan salah satu pendiri Google, Larry Page, untuk merebut kembali posisinya.

3. Berkshire Hathaway
Perusahaan ini menempati peringkat ketiga dengan skor 6,88. Namun, pada industri asuransi, perusahaan ini menempati peringkat pertama.

Berkshire Hathaway dikagumi karena CEO-nya, Warren Buffet sangat disegani terkait penilaiannya tentang saham dan upayanya dalam memberikan nilai tambah bagi perusahaan. Keputusan terbaru yang diambil Buffet adalah ketika Berkshire Hathaway meningkatkan kepemilikannya pada Johnson & Johnson pada 2010 dari 28 juta saham menjadi 45 juta saham. Buffet biasanya membeli saham ketika harganya turun.

Investasi Berkshire paling dramatis pada 2010 adalah pembelian Burlington Northern Santa Fe senilai US$26 miliar, sehingga perusahaan mampu menghasilkan laba US$1 miliar. Aksi korporasi ini merupakan faktor terbesar pertumbuhan perusahaan sebesar 13 persen dari nilai buku pada 2010.

4. Southwest Airlines
Perusahaan ini meraih peringkat empat dengan skor 6,17. Dalam industri penerbangan Southwest menempati urutan ketiga.

Perusahaan ini dikagumi karena mulai menawarkan penerbangan murah pada 1970, Southwest Airlines telah menjadi pemain yang performanya lebih konsisten dibanding perusahaan lain. Baru baru ini, maskapai ini telah menerima tekanan buruk terkait kenaikan harga bahan bakar. Namun, Southwest tetap menjadi salah satu perusahaan dunia yang paling dikagumi.

Southwest menghasilkan pendapatan yang kuat, dengan laba naik hingga 13 persen dibanding tahun sebelumnya. Akuisisi pesawat AirTran akan memperluas jangkauan pasar maskapai ini.

5. Procter & Gamble
Perusahaan ini menempati peringkat kelima dengan skor 7,43, namun berada di peringkat pertama untuk industri sabun dan kosmetik.

Procter & Gamble dikagumi karena menjadi perusahaan terbesar yang produknya dikonsumsi masyarakat di dunia dengan penjualan tahunan mencapai US$79 miliar. P&G memiliki sejarah panjang, dan selama lima tahun selalu menempati peringkat pertama dalam survei untuk industri ini.

Dengan kenaikan harga komoditas, P&G akan menaikkan harga beberapa produk. Namun, produk lainnya seperti Tide, Crest, dan banyak produk rumah tangga mempunyai fondasi yang kuat terhadap volatilitas harga.
6. Coca Cola
Ponsel Nokia bertenaga Coca Cola
Perusahaan minuman ini menempati urutan ke-6 dengan skor 5,94. Namun, perusahaan ini berada di peringkat pertama untuk jenis industri minuman.

Perusahaan ini dikagumi karena ekspansinya ke China terus berkembang dan mendapat perhatian positif, terutama pada upaya pelestarian dengan konservasi air. Chief Executive Officer (CEO) Coca Cola, Muhtar Kent, dalam laporan keuangan terbaru mengatakan bahwa perusahaan memiliki pertumbuhan tinggi dengan melampaui semua target jangka panjang.

Coca Cola juga terus menjadi salah satu merek besar di dunia, bergabung dengan liga olah raga dengan perusahan raksasa seperti Nike dan GE.

7. Amazon
Perusahaan dengan peringkat ketujuh ini memiliki skor 7,95. Namun, Amazon menempati peringkat kedua di industri layanan internet dan ritel.

Amazon dikagumi karena pada Desember mengumumkan bahwa produk 3G Kindle merupakan produk terlaris yang pernah ada. Tablet ini terus mendominasi pasar alat baca buku elektronik, meski ada kekhawatiran iPad Apple akan menimbulkan masalah. Namun, sekarang tampaknya banyak orang membeli keduanya untuk memenuhi kebutuhan yang berbeda.

Amazon juga berinvestasi dalam teknologi baru dan melanjutkan pertumbuhan. Amazon akan tersedia dalam platform Android.

8. FedEx
Perusahaan ini menempati peringkat ke-8 dengan skor 6,98 dan dalam industri pengiriman menempati peringkat ke-2.

FedEx dikagumi karena mampu bangkit dari resesi dengan cepat. Raksasa pengiriman itu baru-baru ini harus melakukan proyeksi ulang labanya, karena kenaikan biaya bahan bakar akibat musim dingin.

Di sisi lain, dunia usaha tetap mengandalkan FedEx untuk jasa pengiriman tepat waktu dan layanan berkualitas tinggi. Pada Februari, perusahaan menyelesaikan akuisisi AFL Pvt.Ltd, yang diharapkan dapat memperkuat jaringan di India dan China.

9 Microsoft
Perusahaan dengan peringkat ke-9 ini memiliki skor 6,66 dan menempati urutan ke-3 untuk industri perangkat lunak komputer.

Microsoft dikagumi karena dalam beberapa tahun terakhir meluncurkan produk baru yang kuat. Mesin pencari Bing merupakan alternatif baru, meski kurang populer dibanding Google.

Xbox Kinect telah sukses menembus pasar video game dengan sensor gerak di mana Nitendo Wii dan PlayStation menjadi pesaingnya. Sedangkan untuk Windows Phone 7, berdasarkan laporan awal, bersaing dengan Android, iPhone dan BlackBerry. Microsoft juga mengatakan telah menjual 300 juta lisensi untuk sistem operasi Windows 7.

10. McDonald's
Perusahaan makanan ini berada di peringkat ke-10 dengan skor 7,97 dan di industri makanan menempati peringkat pertama.

Apa yang dikagumi dari perusahaan makanan cepat saji ini? Item menu baru seperti salad dengan lemak rendah, oatmeal dan apple dippers di Amerika cukup disukai.

Selain itu, paket hematnya membantu konsumen pada saat adanya benturan resesi.

McDonald's juga mengoperasikan berbagai program amal, termasuk penghargaan kepada guru dan kejuaraan basket. Sedangkan dari sisi finansial, perusahaan tidak ada masalah. McDonald's mengumumkan bahwa penjualannya terus meningkat, meski secara keseluruhan turun dua persen secara year to date. (art)

Remaja 14 Tahun Ini CEO Termuda di Dunia

VIVAnews - Di saat remaja seumurannya menghabiskan waktu bermain Facebook atau bergosip tentang remaja pria, Sindhuja Rajamaran yang berumur 14 tahun justru berkarier sebagai CEO termuda dan animator 2D (dua dimensi). Aktivitasnya ini membuatnya mendapatkan gelar Guinness World Record sebagai CEO termuda di dunia.

Sindhuja terlahir dari keluarga mencintai dunia kartun. Ayahnya seorang pembuat karikatur yang pertama kali mengenalkan Sindhuja karikatur digital. Sedangkan, adiknya adalah penulis haiku (puisi pendek) termuda di India.

Kini Sindhuja menjalankan perusahaan animasi bernama Seppan. Dari membuat film animasi pendek dengan mengangkat isu global warming dan TBC sampai membuat desain kartu ucapan untuk Presiden Amerika Serikat Barack Obama, Sindhuja yakin telah mencapai banyak hal. Di usia belia, ia telah menguasai banyak software komputer, seperti Flash, Photoshop,Corel Painter, After Effects dan Maya.

Saat ini, gadis ini mengepalai perusahaan yang karyawannya berusia 18 sampai 25 tahun untuk membuat iklan digital animasi.

Semua kelebihan pada gadis ini di dapat dari sang Ayah, Tamil Nadu. Ayahnya yang seorang duta dari CorelDRAW, software pengolah gambar, didatangi oleh the Indian Territory Manager of Corel. Saat itu, Dia mengetahui bahwa Sindhuja dapat menggambar dengan Corel sejak 11 tahun.

"Saya diundang pada beberapa acara produk Corel dan merasa sangat bangga sebagai pembuat karikatur digital dan kartun termuda," ujar gadis ini, seperti dikutip oleh laman Times of India.

Saat ini, Sindhuja sangat berkeinginan memiliki rumah produksi sendiri dan membuat film-film berkualitas yang diakui secara global. Dia membuat dirinya sebagai pencipta lapangan pekerja bagi para ahli dan pemula.

Senin, 21 Maret 2011

Apa Alasan Kita Bekerja?

"Work is about a search for daily meaning as well as daily bread, for recognition as well as cash, for astonishment rather than torpor; in short, for a sort of life rather than a Monday through Friday sort of dying." - Studs Terkel, author & broadcaster

“Apakah alasan kamu bekerja?” tanya Anto, seorang karyawan swasta, kepada Budi, teman kerjanya. Budi, yang menganggap pertanyaan itu bersifat retoris menjawabnya dengan enggan, “Menurut kamu? kamu pikir saya senang makan batu yah?” Jawaban Budi pada percakapan imajiner di atas mungkin agak ‘nyeleneh’ tetapi di balik jawaban ini adalah salah satu alasan bekerja yang paling sering kita dengar, yaitu untuk mencari uang demi penghidupan yang layak.

Alasan kita bekerja pun mungkin tidak jauh dari itu tetapi apakah uang adalah satu-satunya alasan mengapa orang bekerja? Menurut Dave Ulrich, ‘The Number 1 Management/HR Guru’ versi majalah BusinessWeek dan Wendy Ulrich dalam buku The Why of Work, jawabannya adalah tidak. Selain uang, alasan lainnya adalah pencarian makna.

Karyawan tidak lagi bekerja untuk sekedar membuat asap dapur tetap mengebul. Dalam mencari tempat bekerja, mereka kini juga mementingkan faktor-faktor non uang, seperti kesesuaian pekerjaan dengan minat, kesempatan untuk bertumbuh dan dampak yang berarti bagi orang lain: rekan, pelanggan, dan masyarakat. Melalui pekerjaan, mereka menginginkan tercapainya tujuan hidup, berkontribusi, menjalin hubungan, membuat sesuatu yang bernilai dan mendapatkan harapan.

Penciptaan makna bekerja bagi para karyawannya merupakan hal yang harus dilakukan organisasi yang ingin bertumbuh. Hal ini mungkin terkesan ganjil, khususnya untuk para eksekutif yang berpikir bahwa memberikan gaji adalah satu-satunya kewajiban perusahaan kepada karyawan.

Tetapi ada logika di balik penjelasan tersebut: karyawan yang memiliki makna dalam bekerja akan lebih kompeten, berkomitmen, dan berkontribusi. Kompetensi, komitmen, dan kontribusi karyawan akan meningkatkan kepuasan dan komitmen pelanggan.

Komitmen pelanggan akan menciptakan hasil keuangan yang baik bagi perusahaan. Dengan logika ini, kita dapat melihat bahwa penciptaan makna bagi karyawan bukanlah sekedar membantu karyawan untuk memiliki sikap positif dalam bekerja tetapi juga demi pertumbuhan perusahaan.

Di dalam buku The Why of Work, Dave Ulrich, mendefinisikan organisasi yang menciptakan makna sebagai organisasi yang berkelimpahan (abundant organization). Sebuah organisasi yang berkelimpahan adalah sebuah tempat di mana para karyawan bekerja untuk menciptakan makna bagi diri mereka sendiri, nilai bagi para stakeholders dan harapan bagi masyarakat luas.

Organisasi yang berkelimpahan mendorong karyawannya untuk memiliki makna dalam bekerja dan menciptakan lingkungan yang memungkinkan hal tersebut bertumbuh kembang. Era dimana istilah-istilah seperti Generation Y, War for Talent, Employee Engagement, dan Individual Performance Management kini menjadi istilah yang semakin tidak asing.

Konsep yang ditawarkan Dave Ulrich merupakan angin segar yang dijadikan petunjuk dalam menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi di dunia yang pada akhirnya akan berpengaruh pada aspirasi karyawan dan cara mereka memaknai pekerjaan.

Melalui buku The Why of Work, Dave Ulrich menjabarkan berbagai prinsip-prinsip praktis dalam menciptakan makna dalam organisasi, baik di level individu, tim, maupun perusahaan yang berdasarkan pada hasil-hasil riset serta melengkapinya dengan checklist dan kuesioner untuk mengubah aspirasi menjadi tindakan. Kini ada banyak organisasi kelas dunia yang menyadari pentingnya penciptaan makna dalam bekerja telah memulai perjalanan mereka dalam mengimplementasikan konsep Abundant Organization, bagaimana dengan organisasi anda? (Raymond Hadisubrata & Aditya Andhika/Director Consulting and Product Marketing Management of PT GML Performance Consulting)

Membuat Karyawan Lebih Peduli

Far and away the best prize that life has to offer is the chance to work hard at work worth doing. - Theodore Roosevelt

Kompetisi global, kemajuan teknologi, kondisi ekonomi yang tidak menentu, ketidakpastian dan ketiadaan jaminan dalam bekerja adalah gambaran dunia kerja saat ini. Masa-masa bekerja delapan jam sehari, lima hari seminggu sudah berlalu. Sebagian besar karyawan saat ini bekerja lebih dari delapan jam sehari dan menggunakan waktu libur mereka untuk bekerja.

Karyawan akhirnya merasa jemu, putus asa dan frustasi dalam menjalani pekerjaannya. Akibatnya, banyak organisasi memiliki tingkat kepuasan yang rendah dari karyawannya. Perusahaan yang bertekad untuk bertumbuh pesat dihadapkan dengan tantangan besar: apa rahasia untuk menciptakan semangat kerja dan mendorong produktivitas karyawan?

Dave Ulrich dan istrinya, Wendy Ulrich mencoba untuk menjawab pertanyaan di atas dengan menulis buku The Why of Work. Bagi praktisi Manajemen dan SDM, Dave Ulrich bukan lagi nama baru. Dave Ulrich yang digelari ‘The Number 1 Management Guru’ oleh majalah BusinessWeek adalah profesor dari Ross School of Business (University of Michigan) dan penulis puluhan buku manajemen dan SDM. Salah satu karangan beliau adalah HR Champion, kitab pegangan bagi praktisi SDM dunia dalam merestrukturisasi peran SDM menjadi mitra strategis bagi bisnis.

Bersama istrinya, Wendy Ulrich yang berprofesi sebagai psikolog, keduanya menulis buku ini dengan maksud memberikan jawaban atas pertanyaan bagaimana pemimpin organisasi menciptakan rasa berkelimpahan (makna, tujuan, harapan dan kesenangan) bagi diri sendiri dan orang lain yang tidak hanya memberikan kepuasan melalui penciptaan ‘makna kerja’ bagi karyawan tapi juga memberikan nilai bagi pelanggan, investor dan komunitas.
Pemimpin yang memahami pentingnya why atau pemberian makna bekerja akan mencari how atau bagaimana cara mewujudkannya.

Buku ini diawali dengan penjelasan mengenai pemberian makna dalam bekerja yang mempengaruhi dua sisi. Sisi yang pertama, terkait dengan pencarian makna hidup merupakan bagian dari setiap manusia. Pemberian makna dapat membuat seseorang merasakan pemenuhan akan hidupnya, menerima kondisi apapun atau memiliki keberanian dalam menghadapi segala situasi. Memberi makna dalam bekerja akan memberikan makna hidup bagi karyawan.

Sisi lainnya, makna memiliki ‘market value’. Karyawan yang memiliki makna dalam pekerjaannya akan merasa lebih puas, lebih terikat sehingga menjadi lebih produktif. Organisasi yang memiliki makna dari dua sisi tersebut merupakan organisasi yang berkelimpahan (abundant organization).

Organisasi yang berkelimpahan dijabarkan sebagai suatu kondisi kerja dimana individu-individu di dalamnya mengkordinasikan aspirasi dan tindakan mereka untuk menciptakan makna bagi diri mereka sendiri, nilai bagi para stakeholder dan harapan bagi kemanusiaan yang seutuhnya. Organisasi tersebut merupakan organisasi sukses yang berfokus pada kesempatan dan sinergi, bukan pada kekhawatiran menghadapi persaingan dan keterbatasan yang dimiliki.

Karyawan pada organisasi tersebut akan lebih peduli terhadap pekerjaannya. Mereka meningkatkan kompetensi yang mereka miliki, bekerja lebih keras dan lebih produktif, bertahan lebih lama dan lebih positif dalam menjalani pekerjaannya. Hasilnya adalah komitmen pelanggan yang tinggi sehingga mendorong pencapaian organisasi yang lebih baik.

Pemberian makna dalam bekerja menjadi hal penting karena dapat menjadi intangible asset dan kapabilitas yang memberikan keyakinan kepada para investor akan keberhasilan organisasi di masa depan. Proses penciptaan organisasi yang berkelimpahan (abundant organization) memerlukan peran pemimpin.

Buku ini menjabarkan tentang survei yang dilakukan oleh The Great of Place To Work Institute yang menunjukkan dampak yang diberikan dari penerapan The Why of Work oleh para pemimpin terhadap kesuksesan organisasi.

Setiap tahun, organisasi-organisasi yang tercantum dalam daftar Best companies to Work For dari tahun 1998 sampai 2008 memperoleh pengembalian investasi sebesar enam kali lipat lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata pengembalian organisasi dalam daftar Standar & Poor’s 500.

Nordstrom, salah satu organisasi yang selama 25 tahun terakhir selalu berada di peringkat atas, memiliki reputasi dalam hal pelayanan pelanggan yang luar biasa. Organisasi ini mempekerjakan karyawan yang memiliki antusiasme tinggi dalam mengantisipasi dan memenuhi kebutuhan pelanggan. Pemimpin organisasi ini dengan caranya tersendiri berusaha mengubah makna bekerja karyawan menjadi kelimpahan bagi organisasi.

Pemberian makna bagi karyawan dapat dilakukan oleh pemimpin organisasi dengan mengaitkan pekerjaan mereka dengan kondisi realita yang dihadapi oleh organisasi. Ketika organisasi menghadapi krisis, karyawan umumnya menjadi gelisah. Mereka berusaha menghindari pemotongan anggaran dan memposisikan peran mereka lebih penting ketimbang yang lainnya.

Namun, ketika pemimpin pada salah satu perusahaan teknologi memberikan penjelasan kepada karyawan bahwa setiap penghematan sebesar 50.000 dollar aS dapat menyelamatkan satu posisi pekerjaan, karyawan menjadi lebih antusias menghadapi pemotongan biaya. Hasilnya, karyawan bersikap koperatif, konstruktif dan memiliki engagement yang tinggi terhadap perusahaan. Mereka memahami dengan jelas bahwa penghematan yang dilakukan tidak hanya untuk mencapai tujuan organisasi tapi juga menyelamatkan pekerjaan bagi rekan kerja mereka. Pemimpin yang memahami pentingnya ‘why’ atau pemberian makna bekerja akan mencari ‘how’ atau bagaimana cara mewujudkannya.

Buku ini mengajukan tujuh pertanyaan yang harus diajukan oleh setiap pemimpin organisasi dalam menciptakan kelimpahan di organisasinya. Ketujuh pertanyaan ‘pendorong kelimpahan’ ini akan memberikan tujuh dampak positif bagi organisasi dan individu didalamnya: kejelasan akan kekuatan yang menjadi identitas organisasi; pemahaman mengenai tujuan organisasi yang menjadi dasar motivasi; pengelolaan kompleksitas kerja melalui kerjasama tim; perubahan individualisme karyawan menjadi kondisi lingkungan kerja yang positif; identifikasi dan tindakan menghadapi tantangan yang memberikan engagement bagi karyawan; pertumbuhan melalui perubahan dengan belajar dan menjadi tangguh; serta terciptanya sumber-sumber penghargaan pada aktivitas sehari – hari.

Buku ini mengikuti gaya penulisan Dave Ulrich dalam buku-buku sebelumnya yang menyajikan kerangka berpikir yang refreshing disertai dengan alat-alat praktis untuk penerapan. Setiap bab dilengkapi dengan framework, survey form atau assessment yang dapat langsung diaplikasikan. Buku ini juga didukung oleh hasil riset serta dilengkapi dengan kasus – kasus relevan serta cerita – cerita yang menarik untuk disimak.

The Why of Work ditutup dengan ulasan mengenai keterkaitan antara tujuh prinsip dari organisasi yang berkelimpahan tersebut dengan para pemimpin organisasi, profesional SDM dan individu. Buku ini akan membantu setiap pemimpin organisasi untuk dapat memberikan makna bekerja bagi karyawannya dalam menciptakan organisasi yang berkelimpahan. (Rina M. Tarigan, Management Consultant PT. GML Performance Consulting)

Lihatlah Karyawan sebagai Pelanggan Internal

Pertanyaan ini selalu dipertanyakan oleh anak-anak kita saat sedang berada dalam suatu perjalanan panjang menuju tempat wisata di luar kota atau bahkan hanya menuju sebuah tempat perbelanjaan di Jakarta yang memakan waktu lama karena kemacetan yang ada. Pada awalnya, pertanyaan tersebut membuat bangga karena ternyata anak yang kita sayangi memiliki rasa antusias tinggi terhadap tempat baru yang akan dituju. Tetapi setelah pertanyaan tersebut muncul beberapa kali, hal ini akhirnya menjadi tambahan gangguan disamping kemacetan yang sedang kita alami.

Dalam dunia korporasi, acapkali praktisi Sumber Daya Manusia (SDM) juga mempertanyakan hal yang sama, “kita sudah sampai belum?”. Para praktisi SDM bekerja keras untuk membangun kualitas SDM dalam organisasi mereka tetapi merasa tidak pernah sampai pada tujuannya. Dalam pelatihan-pelatihan yang kami lakukan untuk para praktisi SDM selalu muncul kesan bahwa bagian SDM dalam perusahaan atau organisasi masih dianggap sebagai administrative expert daripada sebagai business partner. Banyak organisasi yang bahkan masih menyebut bagian SDM-nya sebagai bagian “kepegawaian” atau “personalia” dan belum berani menyebutnya sebagai “Sumber Daya Manusia”.

Sebenarnya, tujuan akhir dari fungsi SDM adalah sederhana, yaitu SDM harus memberikan nilai tambah (value proposition) kepada bisnis. Bila kita tanyakan kepada praktisi SDM, “Apa yang menjadi tantangan terbesar dalam dunia SDM?” Jawabannya akan banyak berkisar pada: membina hubungan dengan para manajer, manajemen talenta, recruitment, manajemen biaya SDM, penanganan permasalahan karyawan, dan sebagainya. Jawaban-jawaban ini menunjukkan bahwa dunia SDM masih banyak terlibat pada apa yang disebutkan oleh Dave Ulrich, seorang profesor dan pakar SDM dunia dari University of Michigan, sebagai administrative work.

Agar dapat lebih memberikan nilai tambah kepada bisnis, bagian SDM harus dapat berkontribusi terhadap keberhasilan bisnis melalui strategi SDM.

Praktisi SDM harus memahami faktor bisnis eksternal yang mempengaruhi kinerja organisasi. Hal ini diperlukan agar SDM dapat mengantisipasi kebutuhan industri dan organisasinya sehingga dapat memberikan respon yang cepat dan bermanfaat.

Jika selama ini fungsi SDM Anda berfokus ke dalam organisasi untuk meningkatkan produktivitas karyawan dan mendukung para manajer dalam mengimplementasikan strategi mereka, ini merupakan suatu kemajuan. Anda telah melihat karyawan dan manajer dalam organisasi sebagai pelanggan internal. Namun, selanjutnya, fungsi SDM juga harus selaras dengan stakeholder eksternal.

“Papa.. kita sudah sampai belum?”. Kegiatan SDM harus mendekatkan pelanggan (pelanggan yang membeli jasa atau produk Anda) kepada perusahaan. Misalnya, ada sebuah perusahaan multinasional di Indonesia yang melibatkan pelanggan dalam penentuan kriteria kompetensi seorang account manager dan melibatkan pelanggan tersebut dengan melakukan assessment dalam bentuk proses seleksi. Bahkan sebuah perusahaan lainnya meminta pelanggan untuk memberikan training kepada karyawan internal organisasi.

Dengan ini, SDM akan dapat menempatkan posisinya setara dengan unit lainnya seperti bagian penjualan, pemasaran dan produksi dalam hal peningkatan intensitas hubungan juga kedekatan dengan pelanggan. Dengan adanya hubungan baik yang terbina maka diharapkan loyalitas pelanggan juga akan terbangun. Inilah peran strategis SDM sebagai business partner. Peran SDM akan terus berevolusi. Jika Anda telah menjalankan peran business partner, maka Anda telah hampir sampai. (Suwardi Luis dan Raymond Hadisubrata. CEO dan Exec. Vice President, GML Performance Consulting)

Membuat Karyawan Lebih Peduli

Far and away the best prize that life has to offer is the chance to work hard at work worth doing. - Theodore Roosevelt

Kompetisi global, kemajuan teknologi, kondisi ekonomi yang tidak menentu, ketidakpastian dan ketiadaan jaminan dalam bekerja adalah gambaran dunia kerja saat ini. Masa-masa bekerja delapan jam sehari, lima hari seminggu sudah berlalu. Sebagian besar karyawan saat ini bekerja lebih dari delapan jam sehari dan menggunakan waktu libur mereka untuk bekerja.

Karyawan akhirnya merasa jemu, putus asa dan frustasi dalam menjalani pekerjaannya. Akibatnya, banyak organisasi memiliki tingkat kepuasan yang rendah dari karyawannya. Perusahaan yang bertekad untuk bertumbuh pesat dihadapkan dengan tantangan besar: apa rahasia untuk menciptakan semangat kerja dan mendorong produktivitas karyawan?

Dave Ulrich dan istrinya, Wendy Ulrich mencoba untuk menjawab pertanyaan di atas dengan menulis buku The Why of Work. Bagi praktisi Manajemen dan SDM, Dave Ulrich bukan lagi nama baru. Dave Ulrich yang digelari ‘The Number 1 Management Guru’ oleh majalah BusinessWeek adalah profesor dari Ross School of Business (University of Michigan) dan penulis puluhan buku manajemen dan SDM. Salah satu karangan beliau adalah HR Champion, kitab pegangan bagi praktisi SDM dunia dalam merestrukturisasi peran SDM menjadi mitra strategis bagi bisnis.

Bersama istrinya, Wendy Ulrich yang berprofesi sebagai psikolog, keduanya menulis buku ini dengan maksud memberikan jawaban atas pertanyaan bagaimana pemimpin organisasi menciptakan rasa berkelimpahan (makna, tujuan, harapan dan kesenangan) bagi diri sendiri dan orang lain yang tidak hanya memberikan kepuasan melalui penciptaan ‘makna kerja’ bagi karyawan tapi juga memberikan nilai bagi pelanggan, investor dan komunitas.
Pemimpin yang memahami pentingnya why atau pemberian makna bekerja akan mencari how atau bagaimana cara mewujudkannya.

Buku ini diawali dengan penjelasan mengenai pemberian makna dalam bekerja yang mempengaruhi dua sisi. Sisi yang pertama, terkait dengan pencarian makna hidup merupakan bagian dari setiap manusia. Pemberian makna dapat membuat seseorang merasakan pemenuhan akan hidupnya, menerima kondisi apapun atau memiliki keberanian dalam menghadapi segala situasi. Memberi makna dalam bekerja akan memberikan makna hidup bagi karyawan.

Sisi lainnya, makna memiliki ‘market value’. Karyawan yang memiliki makna dalam pekerjaannya akan merasa lebih puas, lebih terikat sehingga menjadi lebih produktif. Organisasi yang memiliki makna dari dua sisi tersebut merupakan organisasi yang berkelimpahan (abundant organization).

Organisasi yang berkelimpahan dijabarkan sebagai suatu kondisi kerja dimana individu-individu di dalamnya mengkordinasikan aspirasi dan tindakan mereka untuk menciptakan makna bagi diri mereka sendiri, nilai bagi para stakeholder dan harapan bagi kemanusiaan yang seutuhnya. Organisasi tersebut merupakan organisasi sukses yang berfokus pada kesempatan dan sinergi, bukan pada kekhawatiran menghadapi persaingan dan keterbatasan yang dimiliki.

Karyawan pada organisasi tersebut akan lebih peduli terhadap pekerjaannya. Mereka meningkatkan kompetensi yang mereka miliki, bekerja lebih keras dan lebih produktif, bertahan lebih lama dan lebih positif dalam menjalani pekerjaannya. Hasilnya adalah komitmen pelanggan yang tinggi sehingga mendorong pencapaian organisasi yang lebih baik.

Pemberian makna dalam bekerja menjadi hal penting karena dapat menjadi intangible asset dan kapabilitas yang memberikan keyakinan kepada para investor akan keberhasilan organisasi di masa depan. Proses penciptaan organisasi yang berkelimpahan (abundant organization) memerlukan peran pemimpin.

Buku ini menjabarkan tentang survei yang dilakukan oleh The Great of Place To Work Institute yang menunjukkan dampak yang diberikan dari penerapan The Why of Work oleh para pemimpin terhadap kesuksesan organisasi.

Setiap tahun, organisasi-organisasi yang tercantum dalam daftar Best companies to Work For dari tahun 1998 sampai 2008 memperoleh pengembalian investasi sebesar enam kali lipat lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata pengembalian organisasi dalam daftar Standar & Poor’s 500.

Nordstrom, salah satu organisasi yang selama 25 tahun terakhir selalu berada di peringkat atas, memiliki reputasi dalam hal pelayanan pelanggan yang luar biasa. Organisasi ini mempekerjakan karyawan yang memiliki antusiasme tinggi dalam mengantisipasi dan memenuhi kebutuhan pelanggan. Pemimpin organisasi ini dengan caranya tersendiri berusaha mengubah makna bekerja karyawan menjadi kelimpahan bagi organisasi.

Pemberian makna bagi karyawan dapat dilakukan oleh pemimpin organisasi dengan mengaitkan pekerjaan mereka dengan kondisi realita yang dihadapi oleh organisasi. Ketika organisasi menghadapi krisis, karyawan umumnya menjadi gelisah. Mereka berusaha menghindari pemotongan anggaran dan memposisikan peran mereka lebih penting ketimbang yang lainnya.

Namun, ketika pemimpin pada salah satu perusahaan teknologi memberikan penjelasan kepada karyawan bahwa setiap penghematan sebesar 50.000 dollar aS dapat menyelamatkan satu posisi pekerjaan, karyawan menjadi lebih antusias menghadapi pemotongan biaya. Hasilnya, karyawan bersikap koperatif, konstruktif dan memiliki engagement yang tinggi terhadap perusahaan. Mereka memahami dengan jelas bahwa penghematan yang dilakukan tidak hanya untuk mencapai tujuan organisasi tapi juga menyelamatkan pekerjaan bagi rekan kerja mereka. Pemimpin yang memahami pentingnya ‘why’ atau pemberian makna bekerja akan mencari ‘how’ atau bagaimana cara mewujudkannya.

Buku ini mengajukan tujuh pertanyaan yang harus diajukan oleh setiap pemimpin organisasi dalam menciptakan kelimpahan di organisasinya. Ketujuh pertanyaan ‘pendorong kelimpahan’ ini akan memberikan tujuh dampak positif bagi organisasi dan individu didalamnya: kejelasan akan kekuatan yang menjadi identitas organisasi; pemahaman mengenai tujuan organisasi yang menjadi dasar motivasi; pengelolaan kompleksitas kerja melalui kerjasama tim; perubahan individualisme karyawan menjadi kondisi lingkungan kerja yang positif; identifikasi dan tindakan menghadapi tantangan yang memberikan engagement bagi karyawan; pertumbuhan melalui perubahan dengan belajar dan menjadi tangguh; serta terciptanya sumber-sumber penghargaan pada aktivitas sehari – hari.

Buku ini mengikuti gaya penulisan Dave Ulrich dalam buku-buku sebelumnya yang menyajikan kerangka berpikir yang refreshing disertai dengan alat-alat praktis untuk penerapan. Setiap bab dilengkapi dengan framework, survey form atau assessment yang dapat langsung diaplikasikan. Buku ini juga didukung oleh hasil riset serta dilengkapi dengan kasus – kasus relevan serta cerita – cerita yang menarik untuk disimak.

The Why of Work ditutup dengan ulasan mengenai keterkaitan antara tujuh prinsip dari organisasi yang berkelimpahan tersebut dengan para pemimpin organisasi, profesional SDM dan individu. Buku ini akan membantu setiap pemimpin organisasi untuk dapat memberikan makna bekerja bagi karyawannya dalam menciptakan organisasi yang berkelimpahan. (Rina M. Tarigan, Management Consultant PT. GML Performance Consulting)

Rabu, 16 Maret 2011

JASA KONSTRUKSI - Kontraktor Diminta Terapkan Standar FIDIC

1 Desember 2010
JAKARTA (Suara Karya): Para pelaku usaha di bidang jasa konstruksi diharapkan mengetahui standardisasi Federation Internationale des Ingenieur Conselis (FIDIC) agar lebih leluasa masuk pangsa pasar jasa konstruksi dunia.

FIDIC merupakan standar dari persyaratan umum kontrak yang direkomendasikan penggunaannya oleh institusi internasional/si pemberi pinjaman. Persyaratan umum dari kontrak FIDIC dinilai standar yang paling adil dan berimbang antara kedudukan pelaku dan penyedia jasa konstruksi.

"Kontrak FIDIC menggunakan ketentuan standar federasi internasional konsultan engineering.

Terdapat kesetaraan antara kedudukan pelaku dan penyedia jasa konstruksi. FIDIC conditions of contract for construction merupakan persyaratan umum terkait kontrak yang paling awal diterbitkan oleh FIDIC. Ini sudah dipergunakan secara luas di dunia," kata Staf Khusus Menteri Pekerjaan Umum Sarwono Hardjomuljadi di Jakarta, Selasa (30/11).

Menurut Sarwono, FIDIC merupakan persyaratan umum kontrak yang didorong oleh institusi internasional pemberi pinjaman, seperti World Bank, Asian Development Bank, dan Japan for International Company Association (JICA). FIDIC memuat klausul tentang hak pengguna jasa untuk mengubah hak untuk mendapat ganti rugi, khususnya jika terjadi keterlambatan penyelesaian.

Sebaliknya, terdapat juga klausul tentang hak penyedia jasa untuk mendapatkan pembayaran sesuai dengan apa yang telah dikerjakan. Selain itu juga hak untuk mengajukan klaim tentang pembayaran untuk yang telah dikerjakan.

Dia menjelaskan, era globalisasi tidak dapat dihindari, sehingga standar internasional pada kontrak kerja jasa konstruksi yang dibiayai institusi internasional pemberi pinjaman harus digunakan. Ini mengingat FIDIC merupakan persyaratan kontrak yang direkomendasikan.

Maka pemahaman secara lebih mendalam tentang persyaratan kontrak ini mutlak diperlukan. Ini dilakukan agar penanganan proyek dilakukan secara profesional berdasarkan standar internasional (best practise).

Sementara itu, Kepala Badan Pembina Konstruksi Indonesia (BPKSDM) Kementerian Pekerjaan Umum Bambang Goertino mengatakan, Kementerian Pekerjaan Umum mendorong kontraktor nasional untuk menggunakan ketentuan sesuai standar FIDIC. "Kontraktor nasional memang didorong untuk secara bertahap menggunakan standar FIDIC dalam kontraknya.

Ini dilakukan agar penyedia dan pengguna jasa sama-sama mengetahui hak dan kewajibannya," katanya.

Menurut dia, FIDIC berdiri sejak 1913 dan mempunyai anggota di 83 negara dengan sistem keanggotaan tunggal di setiap negara. Federasi ini telah menerbitkan beragam persyaratan umum kontrak (general conditions of contract) sesuai dengan kebutuhan.

Di Indonesia, yang paling banyak dikenal dan dipakai adalah FIDIC Conditions of Contract for Construction. Ini telah dipergunakan secara luas di dunia sejak 1940-an.

Ketentuan FIDIC di Indonesia saat ini sudah 100 persen diadopsi untuk kontrak-kontrak yang pendanaannya bersumber dari institusi internasional seperti Bank Dunia, Bank Pembangunan Asia, JICA, dan lainnya. Sementara untuk proyek swasta, hingga saat ini masih belum digunakan. "Kita inginnya memang menuju ke sana," ujarnya.

Dengan FIDIC, antara penyedia dan pengguna memiliki kepastian. Sebab, kontrak konstruksi pada masa pelaksanaan, kompleksitas dan ukurannya, serta harga yang disepakati dan lingkup pekerjaan, biasanya dapat berubah sejalan dengan pelaksanaan proyek.

Rabu, 09 Maret 2011

Kiat Sukses Jadi Milyuner Setelah 31 Tahun

Untuk menjadi enterpreneur sukses, ternyata modal bukanlah hal yang paling penting. Menurut Ketua Kadin Kadin Suryo Bambang Sulisto yang terpenting adalah keinginan dan kemauan untuk sukses yang tertanam sebagai mindset dalam otak.

"Kalau ada keinginan seperti itu otak anda akan di-feed sehingga Anda akan dibawa menjadi berhasil. Saya begitu selesai sekolah, sudah ingin jadi orang sukses. Bahkan target 30 tahun saya jadi milyuner. Saya missed 1 tahun, 31 tahun baru jadi milyuner," ungkapnya saat ditemui di Enterpreneur Summit 2011 di Gedung Smesco, Jakarta, Rabu (2/2/2011).

Suryo pun memberikan beberapa contoh pencapaiannya yang diperoleh karena dimulai dari suatu keinginan. Dulu, waktu kuliah di AS, Suryo yang bekerja sebagai sopir dari seorang lawyer sukses, sempat menginginkan mobil Jaguar milik sang majikan. Begitu sampai di Indonesia, dia berkenalan dengan seorang yang bekerja di Pertamina menawarkan dirinya sebuah mobil Jaguar dengan harga murah.

"Begitu saya impress saya sewaktu-waktu harus miliki mobil ini. Lalu saya bertemu orang Pertamina yang akan diperiksa, terus saya disuruh ambil mobilnya, Jaguar. Saya bilang nggak punya uang, dia bilang ambil saja, saya mampu bayar segini, dia bilang, iya ambil saja," ceritanya.

Presiden Komisaris PT Bumi Resources Tbk ini pun mengaku dirinya sempat menginginkan punya ladang minyak. Dan pada akhirnya, Suryo berhasil memenangkan tender. Dia juga ingin menjadi duta besar, lalu kesempatan menjadi duta besar itupun datang ketika Presiden Habibie menginginkan ada 7 duta besar keliling yang berasal dari pengusaha. Begitupun dengan keinginannya menjadi Ketum Kadin. Walaupun sempat gagal pada tahun 1994, akhirnya Suryo berhasil menjadi Ketum Kadin pada 2010 lalu.

"Pada 1994 saya kalah, tapi mimpi itu terus ada di saya, akhirnya jadi juga Ketum Kadin," kenangnya.

Selain keinginan dan kemauan, lanjut Suryo, kunci sukses lainnya adalah menyenangi bidang yang digeluti.

"Anda harus menyukai apa yang Anda lakukan. Kalau tidak senang, itu sulit untuk berhasil," ujarnya.

Terakhir, Suryo juga menyarankan untuk terus belajar guna mencapai kesuksesan dan memanfaatkan segala peluang, serta terus mencari inovasi

"Proses belajar tidak ada hentinya hingga akhir hayat karena ilmu itu berkembang terus," imbuh Suryo.*Sumber:DetikFinance

Selasa, 08 Maret 2011

PSBeam V3 Next Generation Prestressed Girder Design

• PSBeam
• ET Pier
• ParaBridge
PSBeamtm V3
Next Generation Prestressed Girder Design
With its flexibility, high performance, and rock-solid reliability, PSBeam has earned the respect of many bridge engineers throughout the country. Version 3.0 will deliver a host of new capabilities to enhance your design process. And support for integrated design will help you in your transition toward a fully integrated design office.
Major new features:
• LRFD 4th Edition – PSBeam is up to date with the 4th edition of the LRFD Specifications, including the 2008 Interim revisions. Included are the new prestress loss provisions that better model prestress loss prediction for high-strength concrete as well as several other important updates.
• Load Rating – Produce both operating and inventory load ratings for your designs. PSBeam's flexible and powerful vehicle modeling capabilities allow you to load rate for any type of vehicle.
• Post-Tensioning – PT is finally now in the realm of the typical design office. By segmenting your girders into multiple pieces and incorporating post-tensioning tendons, you extend your spans to 200 feet and beyond.
• 3D Visualization - OpenGL Graphics provides stunning 3D graphics to give physical meaning to your designs.
• Section Property Generation – Rapid section generation and parametric capabilities have been added, as well as new library management features.
• Load Tables – Great for preliminary design, this feature quickly generates graphs of span vs. number of strands for specified beam spacings.
• Data Grids – Now edit and navigate through large amounts of data quickly and easily.
• Library Features – Now access section libraries from any location. Import, view, and delete features facilitate smooth maintenance.
• Integrated Design - As with our new ET Pier software, PSBeam includes support to enable it to integrate seamlessly with ParaBridge, our new 3D bridge modeling studio software. Watch for upcoming announcements about this exciting new product.
PSBeam is now gaining widespread acceptance as an efficient, flexible, and highly cost-effective tool for precast, prestressed concrete bridge girder design.
A cost-effective alternative is now available for prestressed concrete bridge girder design. Supporting both the AASHTO Standard Specifications and the AASHTO LRFD Specifications, PSBeam is an excellent choice for value and performance. Its rich set of features includes dual code support, giving you the flexibility you need to make the transition to LRFD. And its flexible pricing options won't break your budget either.
PSBeam is a high-performance, Windows-based system for prestressed concrete bridge girder design. Its 32-bit computational engine processes design changes at blazing speeds, giving you more time to check alternative options and refine your designs. With PSBeam, you can explore more possibilities and offer your clients the highest level of service.
Download PSBeam Brochure (PDF format; requires Acrobat Reader).
Benefits:
• Design simple-span or now multi-span, continuous structures. Full capabilities to handle multi-span continuous bridges have been added: automatic moving load analysis for continuous structures, positive and negative moment and shear envelope treatment, and time-dependent analysis for shrinkage and creep.
• Get dual code support. Switch instantly between Standard Specs and LRFD at anytime during design. See exactly where the differences really are. There's no better way to learn LRFD.
• Switch between U.S. and metric units. Concerned about losing your "feel" for the numbers when switching to metric? Don't be! PSBeam's dual units support permits you to switch back and forth between units as often as you like--without loss of accuracy.
• Have high performance. Built from the ground up in Microsoft Visual C++, PSBeam sets a new standard for design efficiency. And since its a full Windows implementation, you can be up to speed in no time.
• Explore multiple design options quickly. Powerful auto design features and support for all popular girder and superstructure framing types let you do more, faster.
• Enjoy no copy protection. PSBeam is a licensed product, but does not require a hardware key or a special installation code to operate, so you can operate at maximum flexibility.
• Choose from several reasonably priced licensing options. You can purchase or lease PSBeam, whichever better suits your needs. Site and enterprise license options are also available.
Free 20-Day Trial Period
You can try PSBeam on your own system FREE for 20 days. Run the complete, start-to-finish tutorial included with it to get up to speed quickly. Then run your own designs to see for yourself the benefits of a new generation of software.
Request Demo Now

ET Piertm
Bridge Pier, Bent, and Abutment Design in Accordance with AASHTO LRFD or Standard
Introducing ET Pier Designer, a high-performance Windows-based program for the design and analysis of highway bridge piers, bents, and abutments. ET Pier seamlessly combines the functionality of a state-of-the-art structural analysis engine and concrete column, beam, and footing design programs. Integration of the critical design tasks into one system means you get superior productivity and flexibility and improved quality control.
ET Pier is specifically designed for bridge substructures. Powerful parametric modeling wizards are included to facilitate rapid structure layout and generation. Specify which load combinations to investigate and ET Pier will automatically process them and quickly identify the governing case for each component of the structure.
And as with PSBeam, ET Pier includes hot code switching, allowing you to switch between the AASHTO LRFD and Standard Specifications at any time during design. Instantly, you can switch specifications to see just where the differences between them really are. There's no better way to learn LRFD!
Key Features:
1. Piers, bents, and abutments
2. AASHTO LRFD or Std Specs
3. Dual units: US & metric
4. Hammerhead or multi-column
5. Spread or pile footings
6. AASHTO load types & groups
7. Automatic analysis
8. True 3D Modeling
9. Auto beam and column design
Download ET Pier Brochure (PDF format; requires Acrobat Reader)
Request Demo Now
ParaBridgetm
It’s almost here! ParaBridge will be the core of our design suite. Conceived and developed from its very beginning as an integrated 3D bridge design environment, it will provide unmatched design and production benefits.
Download ParaBridge Brochure (PDF format; requires Acrobat Reader).
Pricing Schedule
Eriksson Technologies offers two basic licensing options. Software can either be purchased (prepaid license) or it can be leased on an annual basis. Long-term users tend to favor the purchase option while firms have an occasional need or are reimbursed for direct expenses from their clients tend to favor the lease option. Detailed explanations of each option are given below.
Basic License Options
Option 1: Purchase (Prepaid License): The purchase option includes ninety (90) days of technical support via telephone, fax, and/or e-mail. Optionally, yearly maintenance can be purchased (call for pricing). Maintenance includes unlimited technical support and new versions of the software that are released during the maintenance period.
Option 2: Yearly Lease: The lease option is renewable annually and may be cancelled with thirty (30) days written notice prior to the anniversary date of the lease. Leased software includes full support and all updates to the software during the period of the lease.
Single-User License Fee Schedule
Program Description Purchase Lease
PSBeamtm Precast/pretensioned concrete bridge girder design in accordance with AASHTO LRFD and Standard Specs. Simple-span or continuous structures. Supports virtually all girder and framing types. $2,995 $1,295
PSBeam SS Same as PSBeam, but limited to simple-span bridges only $1,695 $995
ET Piertm Reinforced concrete bridge pier and abutment design in accordance with AASHTO LRFD and Standard Specs. Hammerhead or multi-column piers. Spread, pile, or drilled shaft foundations. $3,495 $1,395
PSBeam &
ETPier PSBeam and ETPier purchased together as a package. $4,995 $1,995
ParaBridgetm Parametric bridge layout and geometry control. Fast, efficient layout with solution of all bridge geometry. Powerful 3D graphical interface provides true visualization of bridge and superior editing control—the hub of your bridge design process. NEW! TBA TBA
License Enhancements
Site License: A site license extension is available for either the purchase or lease options. This option permits the licensee to simultaneously use multiple copies of any program. The software can be installed on a local area network or separately on more than one PC, including stand-alone laptop PCs. Generally, a single-user license can be upgraded to a site license for 25% more than the cost of a single-user license.
Multi-Office Discounts: All prices quoted above are for the first office or site of an organization to license the software. Additional offices or sites may be licensed in accordance with the following discount schedule:

Copy of Software Discount
1st 0 %
2nd 25%
3rd 35%
4th or greater 50%
For organizations that wish to use the software at more than four separate locations (sites), an enterprise license is available. This permits the software to be used freely by all employees at all offices within the organization without regard to the number of simultaneous users. Please call for pricing.
Educational Licenses
Accredited universities and colleges are eligible for special restricted use educational and research licenses. Please contact our office for further details.
For questions and additional information, please call us toll-free at 1-866-374-5776 (866-ERIKSSON).
Product Demonstrations
*Qualified organizations can try PSBeam free for 20 days. Use this as an opportunity to run the sample problems that will be included with it, check your old designs, or benchmark it against industry standard problems. Use the fully-functional program to perform whatever level of testing you feel is necessary. We're confident that you will be satisfied with our products, and our no- nonsense demonstration policy lets you try it risk free.
To request a demonstration version of PSBeam, click here: PSBeam Demo
*Qualified organizations are generally government agencies or engineering firms actively engaged in bridge design who are located within the United States who have a bona fide need for such a product.

Minggu, 06 Maret 2011

Kekayaan Twitter Rp 67,5 Triliun

Jakarta - Twitter memang sedang jadi pusat perhatian. Dalam sebuah lelang saham, nilai perusahaan tersebut naik lebih dari dua kali lipat.

Seperti dikutip detikINET dari Reuters, Senin (7/3/2011), Twitter baru saja melakukan lelang saham di pasar sekunder. Dari hasil lelang itu, valuasi Twitter alias kekayaan nilai sahamnya mencapai USD 7.7 miliar (sekitar Rp 67,5 triliun).

Dalam lelang yang digelar Sharespost itu, saham Twitter dilelang hingga nilai USD 34.5 per lembar. Nilai ini dua kalinya valuasi pada Desember 2010.

Perkiraan dari Sharespost Twitter memiliki jumlah saham total 223,7 juta lembar. Sehingga, nilai Twitter menjadi sekitar USD 7,7 miliar.

Valuasi perusahaan non-publik seperti Twitter atau Facebook mengalami lonjakan dalam beberapa bulan belakangan. Facebook, misalnya, telah ditaksir pada angka USD 65 miliar.

Saham Twitter yang dilelang mencapai 35.000 lembar (seri B, preferred stock). Peminatnya, menurut Sharespost, melebihi kapasitas alias oversubscribed.

Desember 2010, Twitter ditaksir pada angka USD 3,7miliar. Ketika itu Twitter menerima investasi USD 200 juta. Sumber www.detikinet.com

Temuan baru : Logam Baru Selentur Plastik, Sekuat Baja

Ilmuwan dari Yale membuat metal yang punya kemampuan untuk dibentuk yang setara dengan plastik. Campuran metal baru ini diciptakan untuk memperoleh bahan yang kuat namun fleksibel.

Metal baru ini lebih kuat daripada baja. Meskipun demikian, material ini dapat diubah bentuknya dalam suhu dan tekanan rendah. Proses perubahan bentuknya bisa dilakukan seperti yang biasa dilakukan untuk membentuk plastik. Artinya, pemrosesan metal ini tidak akan lebih mahal dari pada memproses plastik.

Bahan pembentuk campuran metal ini juga memiliki harga yang tidak berbeda jauh dengan plastik. Campuran metal ini terdiri dari tembaga, nikel, titanimum, dan zirkonium.

"Metal ini juga bisa dibentuk dalam berbagai macam ukuran," jelas pemimpin penelitian Jan Schroers. Ia dan timnya sudah mencoba membentuk metal mulai dari botol kecil hingga miniatur resonator untuk sistem mikroelectromekanik (MEMS). "Semuanya sekuat baja," tegas Schoers.

Schoers juga mengklaim kalau temuan ini merupakan paradigma baru dalam pembentukan metal. "Perpaduan antara plastik dan metal, dikombasikan dengan kemudahan dalam pembuatan, ekonomis, dan ketepatan pembentukan," jelas Schoers dalam siaran pers. (National Geographic Indonesia/Alex Pangestu)