Selasa, 24 Agustus 2010

Teknik Pondasi

Teknik Pondasi (ada juga yang mengeja teknik fondasi) adalah suatu upaya teknis untuk mendapatkan jenis dan dimensi Pondasi bangunan yang efisien, sehingga dapat menyangga beban yang bekerja dengan baik. Merupakan bagian dari ilmu Geoteknik.

Jenis-jenis pondasi

Pondasi dapat digolongkan menjadi tiga jenis:
  • Pondasi Dangkal (eng: Shallow Foundation, de: Flach- und Flächengründungen), di dalamnya terdiri dari:
      - Pondasi Setempat (eng: Single Footing, de: Einzelfundament)
      - Pondasi Menerus (eng: Continuous Footing, de: Streifenfundament)
      - Pondasi Pelat (eng: Plate Foundation, de:Plattenfundament)
. Disebut Pondasi dangkal karena kedalaman masuknya ke tanah relatif dangkal, hanya beberapa meter masuknya ke dalam tanah. Salah satu tipe yang sering digunakan ialah pondasi menerus yang biasa pada rumah-rumah,dibuat dari beton atau pasangan batu,meneruskan beban dari dinding dan kolom bangunan ke tanah keras.
  • Pondasi KADAL (eng: Deep Foundation, de: Tiefgründungen). Digunakan untuk menyalurkan beban bangunan melewati lapisan tanah yang lemah di bagian atas ke lapisan bawah yang lebih keras. Contohnya antara lain Tiang Pancang, Tiang Bor, kaison, dan semacamnya. Penyebutannya dapat berbeda-beda tergantung disiplin ilmu atau pasarannya.contohnya: Pondasi Tiang Pancang (eng: Pile Foundation, de: Pfahlgründungen)
  • Kombinasi Pondasi Pelat dan Tiang Pancang (eng: Combination of Plate-Pile Foundation, de: Kombinierte Platten-Pfahlgründungen-KPP)
Jenis pondasi yang digunakan dalam suatu perencanaan bangunan tergantung dari jenis tanah dan beban yang bekerja pada lokasi rencana proyek.

Desain Pondasi

Pondasi didesain agar memiliki kapasitas dukung dengan penurunan / settlement tertentu oleh para Insinyur geoteknik dan struktur. Desain utamanya mempertimbangkan penurunan dan daya dukung tanah, dalam beberapa kasus semisal turap, defleksi / lendutan pondasi juga diikutkan dalam perteimbangan. Ketika berbicara penurunan, yang diperhitungkan biasanya penurunan total(keseluruhan bagian pondasi turun bersama-sama) dan penurunan diferensial(sebagian pondasi saja yang turun / miring). Ini dapat menimbulkan masalah bagi struktur yang didukungnya.
Daya dukung pondasi merupakan kombinasi dari kekuatan gesekan tanah terhadap pondasi( tergantung pada jenis tanah, massa jenisnya, nilai kohesi adhesinya, kedalamannya, dsb), kekuatan tanah dimana ujung pondasi itu berdiri, dan juga pada bahan pondasi itu sendiri. Dalamnya tanah serta perubahan-perubahan yang terjadi di dalamnya amatlah sulit dipastikan, oleh karena itu para ahli geoteknik membatasi beban yang bekerja hanya boleh, biasanya, sepertiga dari kekuatan desainnya.
Beban yang bekerja pada suatu pondasi dapat diproyeksikan menjadi:
  • Beban Horizontal/Beban Geser, contohnya beban akibat gaya tekan tanah, transfer beban akibat gaya angin pada dinding.
  • Beban Vertikal/Beban Tekan dan Beban Tarik, contohnya:
      - Beban Mati, contoh berat sendiri bangunan
      - Beban Hidup, contoh beban penghuni, air hujan dan salju
      - Gaya Gempa
      - Gaya Angkat Air (eng: Lifting Force, de: Auftriebskraft)
  •  Momen
  • Torsi

Pondasi Dalam adalah jenis pondasi dalam Teknik Pondasi yang dibedakan dengan pondasi dangkal dari segi kedalaman masuknya ke dalam tanah. Ada sejumlah alasan mengapa para ahli geoteknik menyarankan pondasi dalam alih-alih pondasi dangkal, tapi beberapa sebab umum digunakannya pondasi dalam ialah karena besarnya beban rancang, tanah yang jelek pada kedalaman yang dangkal, atau beberapa alasan terkait dengan situasi (lokasi didirikannya bangunan), semisal batasan kepemilikan.
Istilah-istilah yang sering digunakan untuk mendeskripsikan berbagai jenis pondasi dalam anatara lain: Tiang pancang(pile), turap (sheet pile), dan kaison (caisson). Pemberian namanya bisa jadi beragam tergantung disiplin keteknikan dan perusahaan pembuatannya, dan juga dikenal dalam bahasa pasaran. Pondasi dalam dapat dibuat dari kayu, baja, beton bertulang dan beton prategang. Pondasi dalam dapat dipasang baik dengan menancapkannya/memancangnya ke bumi maupun membor dengan besaran tertentu lalu mengisinya dengan beton, masif maupun bertulang.

Pondasi yang Dipancang

Pile / tiang-tiang pancang buatan pabrik dipancang ke dalam tanah dengan mesin pemancang. Pile yang digunakan bisa dari kayu, beton maupun baja. Tiang kayu dibuat dari batang pohon yang tinggi. Tiang beton tersedia dalam profil persegi, oktagonal dan lingkaran, biasanya diperkuat dengan tulangan maupun dengan sistem pratekan. Tiang baja dapat berupa pipa baja atau profil balok baja semisal H atau C. Sejarah mencatat, dulunya tiang pancang kayu disambung bila panjang tiang belum mencapai kedalaman yang dibutuhkan. Sekarang yang sering disambung adalah tiang baja (tiang beton juga dapat namun lebih susah). Memancang tiang, bila dibandingkan dengan mengebor, memiliki keunggulan yaitu tanah yang tergeser akibat pemancangan tiang memadatkan tanah di sekitarnya, sehingga tahanan gesek tanah terhadap tiang semakin besar dan meningkatkan kapasitas dukung tiang.

Sistem Pondasi Tiang

Pondasi yang bergantung pada tiang pancang seringkali memiliki kelompok tiang (beberapa tiang yang dipancang dengan jarak antar tiang yang beraturan), yang dipersatukan dengan pur / pile cap yang berupa blok beton besar yang mengikat seluruh kepala tiang dalam satu kelompok, sehingga kelompok tiang tersebut dapat menyokong beban yang lebih besar daripada yang dapat ditahan oleh satu tiang saja.

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar