Selasa, 27 Desember 2011

Rumah Tipe Kecil Masih Jadi Rebutan Konsumen

Penjualan rumah tipe menengah dan kecil terus mengalami peningkatan.
Rumah-rumah tipe mungil ternyata masih terus diburu konsumen. Larisnya rumah tipe kecil di 14 kota yang disurvei Bank Indonesia membuat harganya ikut melambung tinggi.

Dari Survei Properti Residensial pada triwulan II 2009 yang dikutip dari situs Bank Indonesia, Senin 24 Agustus 2009, disebutkan perkembangan penjualan properti residensial pada periode itu naik 26,10 persen.

"Berdasarkan tipe rumah, penjualan rumah tipe menengah mengalami kenaikan paling tinggi (38,11 persen), diikuti oleh rumah tipe kecil (25,29 persen) dan tipe rumah besar (14,89 persen)," demikian survei tersebut.

Sebagian besar responden menyatakan bahwa baik penawaran maupun permintaan properti residensial di 14 kota untuk semua jenis rumah pada triwulan II 2009 relatif tidak mengalami perubahan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.

Masih tingginya permintaan masyarakat terutama untuk rumah tipe kecil didukung oleh berbagai strategi pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan pengembang baik melalui pemberian fasilitas kemudahan pembayaran maupun pengutamaan pembangunan rumah tipe kecil.

Hasil survei juga menunjukkan sebagian besar responden memperkirakan kondisi penawaran dan permintaan properti yang tetap stabil ini masih akan berlanjut pada triwulan III 2009 dan tahun 2010, dengan tipe rumah kecil dan menengah yang diperkirakan mengalami tingkat penjualan paling tinggi.

Sementara itu, masih tingginya suku bunga KPR, kenaikan harga bahan bangunan, tingginya tingkat pajak dan sulitnya perizinan/birokrasi menurut responden masih merupakan faktor utama penghambat bisnis properti.
• VIVAnews

KPR Tetap Fasilitas Favorit Pemburu Rumah

Porsi KPR dengan tingkat bunga 14 persen mencapai 72,9 persen.

Fasilitas kredit pemilikan rumah masih pilihan utama dalam transaksi pembelian properti residensial. Para pembeli memakai fasilitas ini untuk pembelian semua jenis rumah. Porsi KPR dengan tingkat bunga 14 persen mencapai 72,9 persen.

Sementara konsumen yang membeli secara tunai bertahap, dari survei Properti Residensial Bank Indonesia pada triwulan I 2009 yang dikutip dari situs BI, Kamis 14 Mei 2009, tercatat 19 persen dan pembelian dalam bentuk tunai keras hanya 6,3 persen.

Survei yang dilakukan terhadap perusahaan pengembang di 14 kota ini juga menginformasikan bahwa pembiayaan untuk pembangunan properti pada triwulan I 2009 sebagian besar masih bersumber dari dana internal perusahaan, 51,7 persen, diikuti dana yang bersumber dari perbankan sebesar 29,9 persen, serta dana atau uang muka pembayaran calon pembeli 13,9 persen.

Survei Harga Properti Residensial (SHPR) yang dilakukan di 14 kota ini juga memperlihatkan indeks harga properti residensial pada triwulan I 2009 tercatat sebesar 130,41. Secara triwulanan (q-t-q), indeks harga naik 0,48 persen, atau sama dengan kenaikan indeks harga pada triwulan sebelumnya. Kenaikan harga bahan bangunan dan upah pekerja tetap menjadi penyebab utama kenaikan harga properti residensial yang terjadi.

Dilihat berdasarkan tipe rumah, kenaikan harga terjadi pada semua tipe rumah dengan kenaikan tertinggi terjadi pada tipe rumah kecil (0,71 persen secara q-t-q). Sementara berdasarkan wilayah, Palembang merupakan wilayah yang mengalami peningkatan harga rumah tertinggi yaitu 1,49 persen (q-t-q) terutama pada rumah tipe kecil (3,47 persen).

Sementara itu, harga rumah di wilayah Jabodebek dan Banten mengalami kenaikan yang lebih rendah dari kenaikan pada triwulan sebelumnya, yaitu dari 1,31 persen menjadi 0,42 persen.

• VIVAnews

INSPIRASI : Peluang Usaha Percetakan

Jika Anda berniat memulai usaha percetakan, tawaran kerja sama UD Grafika Cemerlang mungkin bisa menjadi pertimbangan. Mengusung nama BrosurMurah.com, UD Grafika Cemerlang didirikan oleh Dave Nanang Handoyo pada 2001 di Surabaya.

Nanang melayani cetak, baik di media kertas, plastik, ataupun produk suvenir. Berbagai jenis produk seperti paperbag, kalender, agenda, katalog, booklet, company profile, dan produk lain bisa dikerjakan BrosurMurah.

Dengan kualitas cetak nomor satu, Nanang mengatakan, target pasar utamanya adalah kelas menengah atas. Itu juga sebabnya, saat ini Nanang banyak memakai pola pemasaran dan pemesanan melalui internet untuk menggarap pasar yang lebih besar.

Walau menyasar kalangan menengah atas, produk cetak buatan Nanang cukup terjangkau. Harga mulai dari Rp 8.800 untuk satu kotak kartu nama hingga Rp 25.000 untuk satu kalender duduk. "Paling laris brosur berwarna seharga Rp 99 per lembar," ujar pria 33 tahun ini.

Rp 50 juta per bulan

Saat ini, Nanang sudah mempunyai empat gerai BrosurMurah. Masing-masing gerai tersebut mampu meraup omzet antara Rp 30 juta sampai Rp 50 juta per bulan. Omzet itu didapatkan dari pelanggan sebanyak 200 hingga 300 klien per bulan.

Melihat perkembangan itu, Nanang optimistis, bisnis cetaknya masih akan bagus. Apalagi dia memakai konsep cetak satu atap sehingga lebih efisien. Itulah sebabnya, mulai tahun ini dia menawarkan waralaba usahanya kepada masyarakat. "Sudah ada satu yang bergabung, tahun depan ada 3 mitra lagi," katanya.

Jika Anda berminat, Nanang menawarkan pilihan investasi mulai Rp 25 juta, Rp 50 juta, dan Rp 95 juta minus sewa tempat usaha. Nilai investasi yang berbeda bergantung fasilitas yang didapatkan. Untuk investasi senilai Rp 25 juta yang didapat adalah perlengkapan promosi, seperti spanduk, brosur 5.000 lembar, dengan kerja sama tiga tahun.

Untuk investasi Rp 50 juta akan mendapatkan dua set komputer grafis, printer, software asli, meja gambar, dan berbagai sarana promosi. Adapun paket Rp 95 juta akan mendapatkan tiga set komputer grafis, printer, dan berbagai sarana pendukung juga sarana promosi. Nanang juga akan melatih membuat grafis para tenaga kerja untuk mitra tersebut.

Dari setiap mitra, Nanang menargetkan omzet sebesar Rp 30 juta per bulan. Jika target tercapai, mitra akan balik modal dalam kurun enam hingga delapan bulan.

Selain membayar investasi awal yang di dalamnya sudah termasuk franchise fee, mitra juga harus membayar management fee sebesar 5% dari omzet per bulan. Nantinya mitra akan menangani pemesanan dan desain, sedangkan produksi akan dikerjakan pusat. "Kami akan langsung menangani bidang produksinya," ujar Nanang.

Salah satu mitra BrosurMurah adalah Winarto Setyadharma di Mulyosari, Surabaya. Dia mengaku menjadi mitra sejak enam bulan lalu. "Menjelang pergantian tahun permintaan meningkat," katanya.

Pelanggan Winarto mulai dari perusahaan, sekolah maupun individu. Dari pesanan yang datang, sebanyak 75% order pembuatan brosur, baru disusul cetak banner, kartu nama, dan spanduk. Dari usaha ini, Winarto meraih omzet Rp 20 juta per bulan.

Grafika Cemerlang
Jl. Wonorejo Permai Timur IV-16 Surabaya
Jawa Timur
Telp: 0318782448

(Sumber: Kontan Online)

INSPIRASI : Peluang Usaha desain tata letak (layout)

Tampilan manis dan menarik tentu enak dilihat. Itu pula yang menjadi tugas desainer tata letak atau layout untuk membuat tampilan majalah menjadi apik dan enak dilihat. Selain perlu pengetahuan soal desain, seorang layouter atau penata letak juga butuh kreativitas tinggi. Sayang, meski pemain masih terbatas, permintaan jasa ini belum terlalu ramai.

Di Indonesia tidak terhitung banyaknya jumlah majalah yang sampai saat ini masih eksis di pasar. Jumlah ini pun masih terus bertambah, meski banyak juga majalah yang gulung tikar.

Supaya menuai banyak pembaca, selain isi, tampilan tata letak dan grafis sebuah majalah pun menjadi perhatian penting. Sering kali, pemilik atau pengelola media, memakai jasa konsultan tata letak atau desainer untuk membuat tampilan medianya lebih segar.

Adalah Junianto Bara yang menawarkan jasa konsultasi layout atau tata letak untuk majalah. Pria 23 tahun kelahiran Banjarnegara, Jawa Tengah, ini memulai debut pertamanya sebagai penata letak majalah pada tahun 2007. "Saat itu, saya masih kuliah sambil bekerja di sebuah perusahaan periklanan di Depok," kata Jun, panggilan akrabnya.

Padahal, awalnya Junianto tak tertarik menjadi desainer majalah. Baru setelah menerjuni pekerjaan itu, timbul keinginannya untuk lebih serius belajar pada dunia artistik. Hingga akhirnya, pada 2009, Jun bersama dengan temannya, yang juga seorang desainer grafis, membuka bisnis periklanan yang diberi nama singitstudio.com.

Selain mendirikan perusahaan sendiri, Jun juga membuat blog pribadi, yakni Adverdreams untuk menjajakan kreativitasnya. "Kalau blog pribadi ini untuk bisnis yang spesifik, khusus membuat layout majalah tanpa isinya," kata Jun.

Ia mengaku belajar secara autodidak untuk mendalami pernak-pernik desain tata letak. Berbekal hobi membaca, ia banyak trial and error saat belajar desain. Jun sendiri kuliah di jurusan komunikasi dengan spesialisasi periklanan.

Jun memilih menjadi penata letak majalah karena mengandalkan kreativitas. Ia memang memiliki bakat di bidang ini dan menyukai hal-hal yang berbau kreativitas. Maklum, tak semua orang memiliki bakat ini. Jun beranggapan, dengan kreativitas maka imajinasi bisa berkembang.

Meski belajar sendiri, Jun tidak mengalami kesulitan. Malah, menurutnya, membuat tata letak majalah adalah hal yang mudah untuk dipelajari.

Untuk merancang sebuah desain tata letak majalah, biasanya, Junianto akan menyesuaikan dengan karakteristik majalah itu sendiri. Pasalnya, setiap majalah memiliki target pembaca masing-masing. Pengemasan pun akan berbeda, sesuai dengan target pembacanya.

Ia mencontohkan, untuk majalah lifestyle dengan majalah politik, pasti memiliki desain tata letak yang berbeda. Desain majalah pengusung lifestyle sering lebih imajinatif, sedangkan untuk majalah politik, tata artistiknya cenderung sama sehingga cenderung monoton. "Jadi kalau di majalah politik susah bermain-main di font dan warna," kata Jun yang pernah membuat layout majalah sebuah perusahaan multilevel marketing dan majalah pajak.

Sayangnya, kata Jun, dari segi ekonomis, bisnis desain tata letak majalah kurang menguntungkan. Sebab, banyak perusahaan majalah besar yang memiliki desainer grafis sendiri. "Pemainnya tak terlalu banyak karena permintaan memang masih sedikit," kata Jun.

Permintaan biasanya datang dari perusahaan swasta yang menerbitkan majalah internal dalam periode tertentu. Dari usaha ini, Jun pun bisa menangguk pendapatan hingga Rp 20 juta per bulan.

Namun, meski pemainnya tak banyak, persaingan usaha ini cukup ketat. Tak jarang, Jun harus berkompetisi dengan teman seprofesi lainnya yang juga menawarkan bisnis pembuat desain tata letak.

Kompetisi ini sering terkait dengan tarif. Demi mendapatkan klien, tak jarang para penyedia jasa desain saling membanting harga. Jun sendiri mematok tarif antara Rp 40.000 hingga Rp 70.000 per halaman.(Sumber : Kontan Online)

INSPIRASI : Peluang Usaha Periklanan

Tuntutan mandiri sejak kecil membentuk Nyomananda menjadi pribadi yang kuat dan percaya diri. Dengan modal itu, ia membangun Media Indra Buana (MIB). Kini, ia menguasai ratusan titik iklan di Jabodetabek, Bandung, dan Surabaya.

Bisnis periklanan selalu menarik. Tiap tahun, perputaran duit di industri ini bisa triliunan rupiah. Tak heran, banyak perusahaan iklan mengincar titik-titik papan reklame raksasa di jalan protokol yang ada di Jakarta. Salah satu penguasa bisnis ini adalah PT Media Indra Buana yang lebih dikenal dengan logo MIB dalam lingkaran bola.

Kesuksesan MIB tak lepas dari peran Nyomananda, pemilik dan Presiden Direktur MIB. Memulai kiprahnya di bisnis media outdoor sejak 17 tahun silam, kini MIB sudah memiliki lebih dari 100 titik reklame strategis yang tersebar di Jabodetabek. MIB juga memiliki sekitar 60 titik papan iklan reklame yang memakai layar light-emitting diodes (LED). Mereka termasuk yang pertama mengadopsi teknologi ini di Indonesia.

Kesuksesan Nyomananda tidak dibangun sekejap. Ia menitinya dari bawah. Uniknya, sejak kecil, ia tidak pernah berpikir untuk menjadi pengusaha seperti sekarang. “Saya tidak punya cita-cita jadi pengusaha. Sejak dulu, saya hanya ingin sukses,” katanya.

Keinginan kuat untuk sukses muncul karena terdesak oleh kebutuhan hidup. Saat masih berusia enam tahun, Nyomananda, pria berdarah Bali tapi besar di Madura ini, melihat kenyataan bahwa bisnis orang tuanya bangkrut. Bungsu dari lima bersaudara terpaksa menjadi mandiri sejak masuk Panti Asuhan Don Bosco di Surabaya, Jawa Timur. Ia juga jarang bertemu orang tuanya hingga melanjutkan pendidikan SMP, SMA di Bogor, dan lulus perguruan tinggi di Jakarta.

Kehidupan Nyomananda lebih banyak nomaden. Kadang ia tinggal di rumah opanya, kadang ia tinggal di rumah temannya. “Tinggal berpindah dengan berbagai orang yang berbeda membuat saya belajar banyak,” katanya. Ia belajar bergaul dengan berbagai tipe orang, meraih kepercayaan orang, hingga membangun relasi bisnis.

Setelah lulus jurusan akuntansi dari Perbanas, Nyomananda bekerja sebagai akuntan di berbagai perusahaan. Tapi, ia tidak pernah betah lantaran tidak sesuai dengan ambisinya menjadi orang sukses. Setelah empat kali berpindah kerja, pada 1993, ia bekerja di perusahaan ekspor impor rotan dan mebel. Ia juga bekerja sambilan sebagai tenaga pemasaran di sebuah perusahaan media luar ruang, PT Citra Indraloka Puri (CIP). Ia bertugas mencari perusahaan untuk beriklan di beberapa titik papan reklame milik CIP. Komisinya lumayan besar, yaitu sekitar 10%–15%, dari hasil kontrak iklan.

Setahun bekerja dobel, ia merasa semakin jauh dari kesuksesan. Alhasil, pada 1994, pria kelahiran 25 Januari 1964 ini pun memutuskan membuka usaha periklanan sendiri. Modalnya sekitar Rp 275 juta, hasil simpanan dan komisi saat bekerja. Saat mendirikan MIB, ia hanya memiliki sekitar lima karyawan. Selain memimpin perusahaan, ia juga menjadi tenaga pemasaran.


Menjaring klien besar

Sebagai pemain baru di bisnis periklanan, strategi yang diterapkan Nyomananda adalah mencari izin titik reklame dan menarik perusahaan agar mau beriklan. Ia berhasil mendapatkan delapan titik iklan di Bandung, Jawa Barat, dan dua titik papan reklame di Jakarta.

Nyomananda juga membidik satu perusahaan besar. “Saya harus mendapatkan iklan dari HM Sampoerna,” katanya. Dengan mengail nama besar, ia yakin trust atau kepercayaan perusahaan lain ikut naik. Ia rela bolak-balik Jakarta–Surabaya naik kereta dan menginap di hotel murah untuk menembus akses ke HM Sampoerna.

Akhirnya, Nyomananda berhasil meyakinkan salah satu eksekutif sehingga mendapatkan proyek iklan. “Saya berhasil memberikan kualitas layanan yang membuat mereka percaya terus kepada kami,” katanya. Selanjutnya, beberapa perusahaan rokok juga mempercayakan iklannya ke MIB.

Strategi mendapatkan sebanyak mungkin titik iklan di Jakarta terus berlanjut. Nyomananda cerdik mengambil hati Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta dengan membantu renovasi Bundaran Hotel Indonesia (HI) pada tahun 2001. Sebagai kompensasi, ia mendapat 12 titik iklan pilihan.

Nyomananda kembali mendapatkan titik iklan setelah ikut membangun air mancur menari di Monas. “Sebenarnya, lebih mudah mengajukan izin titik papan reklame. Tapi, hal itu tidak memberikan keuntungan lebih bagi Pemprov,” katanya.

Nyomananda juga berani berinovasi dengan memasang banyak iklan videotron. “Layar videotron LED menjadi media iklan yang sekarang booming,” katanya. Dengan cara ini, perusahaan rokok masih setia beriklan lewat MIB.

Kini, pendapatan MIB mencapai Rp 100 miliar setahun dengan pertumbuhan bisnis 15%–20% setiap tahun. “Modal saya adalah kepercayaan pelanggan,” katanya. Ke depan ia ingin membangun 150 titik lagi di Surabaya dan kota-kota besar lain. Ia juga berharap menggaet investor asing strategis. “Salah satu rencana kami adalah dengan go public,” katanya. (Sumber: Kontan Online)

Selasa, 13 Desember 2011

KONTRAK PROYEK FIDIC

Persyaratan Kontrak Proyek FIDIC Akan Jadi Acuan Nasional

Federasi Internasional Consulting Engineers /Federation Internationale des Ingenieur Conseils (FIDIC) berdiri 1913 dan telah beranggotakan 83 negara. Badan ini telah menerbitkan berbagai persyaratan umum kontrak diantaranya FIDIC Conditions of Contract for Construlction (FCCC), Multilateral Development Bank Harmonised Editon yang diadobsi Indonesia khususnya untuk proyek-proyek yang didanai bantuan asing Word Bank, ADB dan JICA. "Di dalam negeri aturan kontrak FIDIC banyak diterapkan oleh proyek swasta dan proyek bantuan asing," ungkap Kepala Badan Pembina Konstruksi, Bambang Guritno, Selasa (30/11), di Jakarta.
Menurut Bambang Guritno, syarat kontrak dari FIDIC tengah disosialisasikan dengan tujuan hasil produk dalam bidang jasa konstruksi menjadi lebih baik. Sejalan dengan itu, maka para pelaku jasa kontruksi (penyedia jasa dan pengguna jasa) dituntut memahami aturan di dalamnya. Secara bertahap namun pasti kita mulai mengacu pada aturan yang dibuat FIDIC untuk penerapan proyek pemerintah mendatang, tambahnya.

Ditegaskan, khusus bagi tender di lingkungan pemerintah Permen PU NO. 43 masih menjadi acuan utama kecuali proyek berskala besar seperti Proyek Migas, Pertamina dll. Penggunaan FCCC sudah sesuai amanat UU No.18/1999 tentang Jasa Konstruksi terkait dengan prinsip kesetaraan antara pengguna jasa dan penyedia jasa. Nilai plus dari penerapan FCCC pelaku jasa konstruksi (Kontraktor) lebih mudah dalam mengakses pangsa pasar.

"Bila terjadi kekeliruan dalam pengerjaan suatu proyek maka pihak yang melakukan kesalahan dikenakan sanksi. Selama ini posisi kontraktor pada pihak yang dirugikan. Namun aturan FIDIC beda. Sanksi akan diberikan kepada siapa saja," ungkap Bambang Guritno.

Menurut Kepala BP Konstruksi, kendala dalam penggunaan Conditions of Contract type ini adalah pemahaman bahasa Inggris. Ke depan akan diterbitkan Edisi Bahasa Indonesia dari dua FIDIC Conditions of Contract yakni buku hijau dan buku perak. Menjawab pertanyaan seputar sulitnya kontraktor lokal go internasional Bambang menjawab bahwa masalah itu erat berkait dengan motivasi pelaku jsala konstruksi.

Tidak sedikit dari mereka (kontraktor/konsultan) yang lebih memilih mengerjakan proyek di dalam negeri ketimbang bersusah payah harus bekerja di Luar Negera. Terkait dengan kendala yang dihadapi pelaku jasa konstruksi (modal) jika akan go ke Luar Negeri, Bambang menilai semua pihak yang terlibat harus bersama-sama memecahkan permasalahan yang terjadi.

Bambang menegaskan, secara kemampuan tenaga ahli lokal tidak kalah dengan asing. Masalahnya, kurangnya dukungan permodalan ditambah lagi minimnya tenaga terampil dan motivasi serta ketangguhan rendah menjadikan kita kalah bersaing dengan China, Jepang dan Korea.

Sementara itu, Staf Khusus Kementerian PU, Sarwono Hardjomuljadi menjelaskan, kontrak konstruksi memiliki keunikan tersendiri, mengingat banyak faktor yang mempengaruhinya sehingga berbeda dengan kontrak-kontrak proyek lain. Perbedaan ini biasanya menyangkut lamanya masa pelaksanaan proyek, kompleksitasnya, ukuran dan harga yang disepakati serta lingkup pekerjaan dapat berubah.

FCCC memuat klausul tentang hak pengguna jasa untuk mengubah (right to vary), hak ganti rugi bila terjadi keterlambatan penyelesaian. Sebaliknya, penyedia jasa juga punya hak untuk mendapatkan pembayaran, dan pengajuan klaim pembayaran sesuai pekerjaan dilapangan.

Di Indonesia anggota tunggal FIDIC dipegang oleh Ikatan Nasional Konsultan Indonesia (INKINDO). FCCC sangat direkomendasikan untuk persyaratan umum kontrak. Sejalan dengan itu pemahaman lebih mendalam tentang persyaratan umum kontrak mutlak diperlukan guna penangan proyek secaa profesional berdasarkan international best practice.

Tri Djoko Waluyo, Sekretaris Badan BP Konstruksi Kementerian PU menjelaskan, kepemilikan saham asing dalam proyek di Indonesia maksimal 55% kecuali dalam kondisi policy spice maka 67% diperblolehkan. Sebenarnya ada persyaratan yang harus dipenuhi bagi pelaku jasa konstruksi asing jika ingin bekerja di Indonesia yakni dikenakan pajak U$ 3000 bagi Kontraktor dan U$ 10.000 per konsultan.

Sabtu, 10 Desember 2011

Bruce Halle: Mengutamakan kesejahteraan agar karyawan betah (3)



Sebagai pengusaha yang memulai usaha dari nol, Bruce Halle menyadari betul, karyawan adalah bagian paling berharga. Itu sebabnya, ia sangat memperhatikan kesejahteraan para pegawainya. Salah satu caranya, dia mendirikan Bruce T. Halle Assistance Fund untuk membantu karyawannya yang tertimpa musibah. Halle juga aktif dalam pelbagai kegiatan sosial melalui bendera Halle Foundation, sambil tetap mengoleksi poster-poster bergambar ban.
Pelayanan prima adalah satu dari dua jurus Bruce Halle dalam mengelola bisnis penjualan bannya. Nah, untuk memberi servis yang ramah dan terbaik untuk para pelanggan, ia tidak sembarangan mempekerjakan orang sebagai pegawai.
Merekrut karyawan sesuai yang diinginkannya juga bukan persoalan yang gampang. Maklum, ia harus mencari orang-orang yang bisa bersikap ramah, tapi terampil dan cekatan. Karena itu, Halle biasanya mempekerjakan orang berdasarkan rekomendasi dari para karyawannya.
Kebanyakan karyawan berangkat sebagai pengganti ban. Namun, bukan berarti Halle membiarkan mereka terus-terusan menjadi pengganti ban. Mereka semua tetap bisa naik pangkat. "Kami selalu mempromosikan dari dalam, untuk posisi selain legal dan finansial," katanya.
Halle menganggap, kalau ia langsung mempekerjakan orang baru di posisi yang lebih tinggi, itu sama artinya dengan ia menampar seluruh karyawan tokonya. Makanya, "Itu tidak akan pernah saya lakukan," katanya.
Cara ini merupakan strategi Halle membuat karyawannya betah, tapi tetap ramah, terampil, dan cekatan dalam bekerja. Tidak perlu heran jika kemudian ada karyawannya yang bertahan di Discount Tire selama 40 tahun, dan sekarang menempati posisi yang jauh lebih tinggi dari awalnya bekerja sebagai pengganti ban.
Karyawan memang menjadi bagian paling penting dalam mengelola bisnisnya. Menurut Halle, tanggung jawabnya terbesar ada dua, yaitu kepada keluarga dan para karyawan. Bila mereka sudah tertangani dengan baik, baru ia mengurus hal lain.
Salah satu bentuk kepedulian terhadap karyawan ia tunjukkan dengan mendirikan Bruce T. Halle Assistance Fund pada 1995. Dananya berasal dari Discount Tire dan sumbangan pihak lain. Yayasan ini bertujuan memenuhi kebutuhan pegawainya kalau terjadi kejadian luar biasa.
Misalnya, tempat tinggal, makanan, dan pakaian untuk karyawan yang tertimpa bencana alam, kebakaran, atau kecelakaan lain. Lalu, biaya rumah sakit untuk penyakit mematikan dan yang tidak ditanggung asuransi.
Dengan kehadiran Bruce T. Halle Assistance Fund, Halle ingin memastikan para karyawannya bekerja dengan baik dan mencapai kesejahteraan.
Tidak salah, ketika Halle membuka tokonya yang ke-500, ia mendapat pesta kejutan yang sangat meriah dari para pegawainya, sebagai ungkapan terima kasih dari mereka.
Kepedulian Halle tidak hanya kepada karyawannya. Pada 2002, ia mendirikan Halle Foundation untuk mengurus semua kegiatan amalnya dan Discount Tire. Istrinya, Diane Cummings menjadi presiden yayasan tersebut.
Melalui Halle Foundation, Halle banyak menyumbang untuk bidang kesehatan dan pendidikan. Contoh, ia mendukung program-program American Heart Association, American Cancer Society, American Liver Foundation, American Red Cross, National Multiple Sclerosis Society, Childhelp USA, Juvenile Diabetes Foundation, dan Muscular Dystropy Association.
Halle juga menyumbang dana ke kampusnya, Eastern Michigan University untuk pembangunan sebuah perpustakaan baru.
Di sela-sela kesibukannya yang padat mengelola bisnis toko bannya yang sudah mencapai 768 toko di 22 negara bagian di Amerika Serikat, Halle menyempatkan diri mengoleksi poster bergambar. Kegiatan ini sudah dia lakukan sejak 30 tahun lalu. Saat ini, ia sudah memiliki sekitar 400 poster. "Sekarang, poster-poster itu menjadi sentuhan seni yang bagus untuk perusahaan dan gedung pusat," katanya.

(Selesai)

Bruce Halle: Hanya berfokus di satu bidang usaha (2)


Bruce Halle selalu mengusung dua strategi mengelola bisnis, yakni memberikan pelayanan yang prima sehingga memuaskan pelanggan dan fokus pada satu bidang usaha. Cara ini terbukti sukses mengantarkan Discount Tire masuk dalam 200 perusahaan swasta terbesar di Amerika Serikat versi Majalah Forbes. Kini, jaringan Discount Tire yang mencapai 768 toko sudah menancap di 22 negara bagian di Amerika Serikat. Semua toko ban ini mempekerjakan 11.825 orang.
Tak mudah bagi Bruce Halle mengembangkan bisnis bannya. Sebab, awalnya banyak orang menganggap Discount Tire sebagai toko ban kelas dua yang hanya menjual ban-ban berkualitas rendah dengan harga murah. "Ini berpengaruh terhadap reputasi kami," kata Halle dalam wawancara dengan Tire Business.
Namun, dengan strategi mengutamakan pelayanan yang prima sehingga memuaskan pelanggan, Discount Tire tidak cuma bisa bertahan tapi juga berkembang. Ini juga tidak lepas dari jurus Halle yang fokus pada usaha penjualan bannya. Selama 50 tahun, ia hanya berbisnis di bidang ini. Padahal, kalau dia mau, bisa saja Halle memperluas pasar, misalnya, dengan membuka bengkel.
Memang, Halle bilang, proses penggantian ban tidak memakan waktu lama seperti melayani tune up mobil. Tapi, dalam hitungannya, kalau tokonya menyatukan jasa penggantian ban dan tune up mobil, kedua pekerjaan tersebut tidak akan selesai dalam waktu yang bersamaan. "Saya tidak merasa cocok untuk menyatukan dua jasa ini," ungkapnya.
Untuk membesarkan nama toko bannya, Halle pun memasang iklan di televisi pada 1975. Pariwara ini memegang rekor Guinness World Record sebagai iklan yang tayang paling lama di televisi. Hingga kini, iklan lawas dengan judul Thank You itu masih diputar.
Strategi memberikan pelayanan yang prima dan hanya fokus pada bisnis penjualan berbuah manis. Pada 1980, Halle sudah memiliki 36 toko. "Ketika dalam setahun saya bisa membuka tiga atau empat cabang, saya berhenti dulu sebentar," ujar Halle.
Saat ini Discount Tire menjual pelbagai merek ban ternama, seperti Goodyear, Michelin, dan Brigdestone. Termasuk beberapa ban yang khusus dibuat untuk Discount Tire, semisal Arizonian dan Roadhugger, dan merek eksklusif, contohnya MB Wheels, Victory Wheels, dan Hot Wheels.
Bisnis Halle makin menggurita. Tahun 1990, toko bannya bertambah menjadi 109 gerai. Tahun 2002, Discount Tire membuka tokonya yang ke-500. Tiga tahun kemudian, toko ke-600 berdiri, tersebar di 18 negara bagian di Amerika Serikat, dengan jumlah karyawan lebih dari 10.000 orang.
Nama Discount Tire juga terbukti efektif saat krisis ekonomi menghantam. "Kata diskon memberi nilai plus," kata Halle. Sebetulnya, ia sadar daya beli konsumen akan turun. Namun, Halle bertekad, asal melayani pembeli yang datang dengan baik, cepat, dan ramah, mereka pasti akan kembali lagi.
Sejak awal membangun usaha, Halle selalu mengajarkan para karyawannya untuk bersikap ramah, tersenyum, mengucapkan terima kasih, dan meminta mereka datang kembali ke toko.
Selain menjual langsung, Discount Tire juga berdagang melalui internet. Halle membuka toko online pada 1994. Di 2002, toko ban ini sudah memulai layanan mobile phone. Di tahun yang sama, Discount Tire menempati kantor pusat baru di North Scottsdale, Arizona dengan luas 162.000 kaki persegi yang menghabiskan biaya US$ 23 juta.
Dengan semua kesuksesan tersebut, pada November 2010 ini, Majalah Forbes menobatkan Discount Tire sebagai perusahaan swasta terbesar ke-161 di Amerika Serikat. Soalnya, sepanjang tahun lalu Discount Tire mencetak pendapatan US$ 2,66 miliar atau naik 10% ketimbang tahun sebelumnya. Saat ini, Discount Tire memiliki 768 toko di 22 negara bagian. Total karyawannya, mencapai 11.825 orang.
Koran Tire Business dan Majalah Modern Tire Dealer juga menempatkan Discount Tire sebagai peritel ban independen nomor satu di Negeri Paman Sam berdasarkan jumlah outlet dan pendapatan tahunan.

RAJA BAN AMERIKA, Bruce Halle: Veteran perang yang merajai bisnis ritel ban Amerika (1)

Tak ada yang mudah dalam perjalanan hidup dan bisnis Bruce Halle sampai menjadi miliuner dalam bisnis ritel di Amerika Serikat. Kerja keras telah membawanya sebagai orang paling kaya nomor 488 di dunia versi Majalah Forbes dengan kekayaan mencapai US$ 2 miliar. Ia memiliki jaringan toko ban terbesar dari sisi penjualan. Usaha yang dirintis mulai 40 tahun lalu itu, kini sudah mencapai ratusan toko. Bahkan, Halle menargetkan jumlah gerainya menyentuh angka 1.000.
Bruce Halle lahir di Springfield, Massachusette, Amerika Serikat pada 1930. Saat berusia 18 tahun, ia masuk ke Eastern Michigan University. Namun, baru dua tahun duduk di bangku kuliah, Halle memilih bergabung dengan korps Angkatan Laut untuk bertempur dalam Perang Korea.
Tiga tahun ia ikut bertempur, sebelum akhirnya kembali ke kampus dan menyabet gelar sarjana administrasi bisnis tiga tahun kemudian. "Saya memang selalu ingin kembali dan menyelesaikan kuliah," kata Halle.
Usai merampungkan studinya, ia mencoba pelbagai pekerjaan, mulai dari tenaga lanskaper, janitor hingga penjaga bar. Halle pun pernah menjadi penjual asuransi jiwa. Sebagai agen asuransi, ia banyak bertemu orang untuk menjajakan produk.
Saat itulah, ia bertemu dengan teman semasa SMA dahulu. Dari situ, ia tahu beberapa temannya yang memiliki usaha penjualan ban dan aksesori mobil sedang mengalami kesulitan.
Halle lalu ditawari untuk bergabung dalam bisnis penjualan ban. Walau tak punya cukup uang, ia nekad masuk dengan meminjam uang dari teman SMA yang lain. Dengan uang hasil pinjaman sebesar US$ 5.000, ia mendapat 25% saham toko ban temannya.
Tapi, usaha penjualan ban ini tak sesuai dengan harapan. Halle hanya bertahan dua setengah tahun. Setelah itu, dua temannya memutuskan untuk menghentikan usaha mereka. "Saya mendapatkan 25% aset dan utang, dan mereka memperoleh 75% dari aset dan utang," ungkap Halle.
Walau hasilnya kurang menggembirakan, Halle menyukai bisnis penjualan ban. Oleh karena itu, ia memberanikan diri membuka satu toko sendiri. Pada 1960, Halle membuka toko pertamanya yang bernama Discount Tire di Stadium Boulevard, Ann Arbor, Michigan. Modalnya, berasal hasil pembagian aset yang ia terima.
Waktu itu, Halle bekerja hanya dibantu seorang pensiunan pegawai negeri sipil dengan inventaris berupa empat ban vulkanisir dan dua ban baru. Ia merangkap sebagai teknisi ban, akuntan, dan bagian bersih-bersih.
Sebagai pedagang yang baru membuka toko sendiri untuk pertama kali, Halle mendapat bermacam tantangan. Apalagi, saat itu, dia tidak memiliki kompresor udara. Yang ia punya hanyalah enam ban dan satu tangki udara portabel. Makanya, Halle terpaksa haru berlari ke stasiun pengisian gas terdekat untuk memompa ban, ketika ada orang yang membeli ban-ban yang dijualnya.
Halle yang kala itu berusia 30 tahun berharap, saban hari minimal bisa menjual lima ban sehingga bisa membayar cicilan utang. Terlebih, selain utang, ia juga harus menghidupi istri dan dua anaknya, serta membayar gaji pegawainya. "Saya hanya mencoba bertahan hidup, mencoba membeli roti dan susu, serta membayar sewa," kata Halle dalam wawancara dengan Tire Business.
Kerja keras Halle berbuah manis. Halle bisa membuka toko ban yang kedua dan menambah jumlah pekerja, walaupun dia sendiri masih sering bolak-balik ke kedua tokonya yang berlokasi di Michigan. Pada, 1966, Halle membeli pengganti ban otomatis untuk mempermudah pekerjaan.
Usahanya terus berkembang, 10 tahun kemudian ia sudah memiliki tujuh toko. Bahkan, di 1970, Halle melakukan ekspansi usaha dengan membuka toko di Negara Bagian Arizona. "Dari semua toko tersebut, tiga di antaranya memiliki omzet bagus," kata Halle.
Meski keuntungan tidak merata, Halle sadar betul, begitulah cara bisnis berjalan. Sambil terus membenahi toko keenam dan ketujuh, ia bertahan dulu untuk menstabilkan pendapatan di toko-toko yang sudah ada. Itu sebabnya, ia tidak terburu-buru untuk membuka cabang lagi. KONTAN Kamis, 25 November 2010
(Bersambung).

Kiat Sukses Aristoteles Sokrates Onassis

Kiat Sukses Aristoteles Sokrates Onassis (1906-1975)?



Di bawah ini, ada "surat wasiat" yang konon juga jadi kiat suksesnya. Entah benar atau tidak, tapi beberapa hal yang ditulis kelihatannya masuk akal:

1. Jaga badanmu agar tetap sehat. Banggalah dengan fisik yang kita punya. Jangan risaukan hal-hal kecil, kita tidak sejelek seperti apa yang kita bayangkan. Ingat, kulit yang sehat akan membuat kita tampak seperti orang yang banyak uang.

2. Usahakan tersenyum, jangan suka cemberut. Perlihatkan bahwa segalanya beres. Tunjukkan bahwa hidupmu sehari-hari selalu tampak menyenangkan.

3. Jaga penampilanmu. Jangan pernah memperlihatkan dan menceritakan kemelaratanmu. Karena biasanya, orang tidak suka pada orang yang melarat.

4. Jangan tidur terlalu banyak. Kalau dapat mengurangi tidur 3 jam sehari, maka dalam setahun akan menambah waktu 1,5 bulan untuk meraih sukses.

5. Makan dan minum secukupnya. Jangan makan sambil bicara bisnis; tunggu sampai selesai dulu. Jangan pula menghabiskan waktu berjam-jam di meja makan selagi ada pekerjaan mendesak, yang harus segera diselesaikan.

6. Kalau tidak punya modal, pinjam dulu dalam jumlah besar. Jangan meminjam dalam jumlah sedikit. Jangan pula sekali-kali menunda jadwal pembayaran. Jaga reputasi, buat pemodal atau Bank percaya padamu.

7. Pilih teman yang dapat mendorong prestasimu. Sebaliknya, hindari orang yang dapat mematahkan semangatmu.

8. Dengarkan orang lain. Buat mereka merasa senang. Hormati mereka, maka kita akan dihormati oleh semua orang. Ini adalah kunci sukses yang utama!!

Sumber: Quote Tim Adrie Wongso

Kamis, 08 Desember 2011

Ban (Tire)

Ban adalah peranti yang menutupi velg suatu roda. Ban adalah bagian penting dari kendaraan darat, dan digunakan untuk mengurangi getaran yang disebabkan ketidakteraturan permukaan jalan, melindungi roda dari aus dan kerusakan, serta memberikan kestabilan antara kendaraan dan tanah untuk meningkatkan percepatan dan mempermudah pergerakan.

Sebagian besar ban yang ada sekarang, terutama yang digunakan untuk kendaraan bermotor, diproduksi dari karet sintetik, walaupun dapat juga digunakan dari bahan lain seperti baja.

Sejarah ban
Pada tahun 1839, Charles Goodyear berhasil menemukan teknik vulkanisasi karet. Vulkanisasi sendiri berasal dari kata Vulkan yang merupakan dewa api dalam agama orang romawi. Pada mulanya Goodyear tidak menamakan penemuannya itu dengan nama vulkanisasi melainkan karet tahan api. Untuk menghargai jasanya, nama Goodyear diabadikan sebagai nama perusahaan karet terkenal di Amerika Serikat yaitu Goodyear Tire and Rubber company yang didirikan oleh Frank Seiberling pada tahun 1898. Goodyear Tire & Rubber Company mulai berdiri di tahun 1898 ketika Frank Seiberling membeli pabrik pertama perusahaan ini dengan menggunakan uang yang dia pinjam dari salah seorang iparnya.

Pada tahun 1845 Thomson dan Dunlop menciptakan ban atau pada waktu itu disebut ban hidup alias ban berongga udara. Sehingga Thomson dan Dunlop disebut Bapak Ban. Dengan perkembangan teknologi Charles Kingston Welch menemukan ban dalam, sementara William Erskine Bartlett menemukan ban luar.

Jenis-jenis Ban

Ban Bias
Ban dengan struktur bias adalah yang paling banyak dipakai. Dibuat dari banyak lembar cord yang digunakan sebagai rangka dari ban. Cord ditenun dengan cara zig-zag membentuk sudut 40 sampai 65 derajat sudut terhadap keliling lingkaran ban.

Ban Radial
Untuk ban radial, konstruksi carcass cord membentuk sudut 90 derajat sudut terhadap keliling lingkaran ban. Jadi dilihat dari samping konstruksi cord adalah dalam arah radial terhadap pusat atau crown dari ban. Bagian dari ban berhubungan langsung dengan permukaan jalan diperkuat oleh semacam sabuk pengikat yang dinamakan "Breaker" atau "Belt". Ban jenis ini hanya menderita sedikit deformasi dalam bentuknya dari gaya sentrifugal, walaupun pada kecepatan tinggi. Ban radial ini juga mempunyai "Rolling Resistance" yang kecil.

Ban Tubeless
Ban Tubeless adalah ban yang dirancang tanpa mempunyai ban dalam. Ban tubeless in diciptakan sekitar tahun 1990. Ban tubeless adalah ban pneumatik yang tidak memerlukan ban dalam seperti ban pneumatik seperti biasanya. Ban tubeless memiliki tulang rusuk terus menerus dibentuk secara integral ke dalam manik ban sehingga mereka dipaksa oleh tekanan udara di dalam ban untuk menutup dengan flensa dari pelek roda logam.

Bagian-bagian ban
# Tread adalah bagian telapak ban yang berfungsi untuk melindungi ban dari benturan, tusukan obyek dari luar yang dapat berusak ban. Tread dibuat banyak pola yang disebut Pattern.
# Breaker dan Belt adalah bagian lapisan benang (pada ban biasa terbuat dari tekstil, sedangkan pada ban radial terbuat dari kawat) yang diletakkan di antara tread dan casing. Berfungsi untuk melindungi serta meredam benturan yang terjadi pada Tread agar tidak langsung diserap oleh Casing.
# Casing adalah lapisan benang pembentuk ban dan merupakan rangka dari ban yang menampung udara bertekanan tinggi agar dapat menyangga ban.
# Bead adalah bundelan kawat yang disatukan oleh karet yang keras dan berfungsi seperti angkur yang melekat pada Pelek.















Kode ban
Ukuran ban
Dimensi atau ukuran sebuah ban dapat dinyatakan sebagai berikut: " 205 / 55 /ZR16 "

Keterangan dimensi atau ukuran ban tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut:

205 : Lebar telapak ban (mm)

55 : aspek ratio untuk ketebalan ban (%) dari lebar telapak ban

ZR : kode limit kecepatan

16 : diameter velg ( inch )

Kode kecepatan ban
Kode /Kecepatan (Km/Jam)
P / 150
Q / 160
R / 170
S / 180
T / 190
H / 210
V / 240
W / 270
Y / >300

Indeks Beban
Kode / Beban Maksimum (Kg)
62 / 265
63 / 272
64 / 280
66 / 300
68 / 315
70 / 335
73 / 365
75 / 387
80-89 / 450-580
90-100 / 600-800

Keamanan
Ban seperti bagian kendaraan yang lainnya pasti akan mengalami kerusakan maupun keausan. Pertama yang harus diperhatikan adalah kedalaman alur di setiap telapak ban. Seandainya kedalaman alurnya kurang dari 1,6 milimeter dari permukaan atas baris TWI, itu tandanya ban kendaraan sudah harus diganti. Selain itu ban yang kempes akan membahayakan keamanan pengendara, karena bisa menyebabkan kehilangan kontrol serta mengakibatkan kecelakaan fatal. Menjaga tekanan udara ban bukan hanya untuk keamanan berkendaraan saja, tetapi juga membuat kendaraan lebih bersahabat dengan alam karena mengurangi biaya dan konsumsi bahan bakar. Kendaraan dengan ban yang kempes menyebabkan mesin harus bekerja keras, sehingga semakin besar pula gas buangan yang dihasilkan.

Kerusakan Ban

Shock CBU
Shock CBU adalah peristiwa terputusnya benang - benang konstruksi ban pada posisi samping ban yang disebabkan oleh terbenturnya ban dengan keras. Shock CBU paling potensial terjadi akibat jalan yang rusak, cara mengemudi yang kasar dan ceroboh.

Minggu, 04 Desember 2011

Kisah Awal Berdirinya Toyota


Toyopet Crown Model RS. Mobil penumpang pertama yang diproduksi di Jepang.


Untuk sebagian besar orang Indonesia, mungkin baru mengenal mobil Toyota saja tanpa mengetahui bagaimana produsen mobil terbesar dunia ini berdiri pada mulanya.

Toyota sendiri tadinya awalnya menggunakan nama Toyoda. "Namun karena dinilai kurang menguntungkan dari sisi pemasaran dan feng shui, maka nama Toyoda yang merupakan nama keluarga pendiri diganti menjadi Toyota," tutur Ketua Museum Toyota Kuragaike Commemorative Hall Koji Matsuura kepada wartawan Indonesia.

Museum ini merupakan salah satu museum yang didirikan Toyota di Jepang. Museum ini terletak di Nagoya, Jepang dan mulai dibangun pada bulan September 1974 tepatnya saat produksi Toyota mencapai 10 juta unit.

Di dekat kawasan ini, ada rumah pendiri Toyota yakni Kiichiro Toyoda.

Sejarah awal Toyota

Tadinya Toyota ini bukanlah sebuah perusahaan mobil. Sakichi Toyoda (1867-1930) adalah seorang industrialis pertama Jepang. Dia merupakan salah satu penemu mesin tenun.

"Ayah saya adalah seorang tukang tenun, sedangkan saya adalah automobile man," begitu yang ada di benak anak Sakichi yakni Kiichiro (1894-1952).

Di Jepang pada tahun 1920-1930an, mobil-mobil keluaran AS seperti Ford dan GM mulai masuk dan merakit mobilnya di Jepang. Kiichiro Toyoda pun resah dan gelisah karena belum ada produsen otomotif lokal yang bisa berhasil dari sisi bisnis.

Sepulangnya dari Eropa dan AS, Kiichiro Toyoda mulai bermimpi untuk menciptakan sendiri mobil yang diproduksi oleh negeri Jepang.

Mulailah Toyoda dan timnya membangun pabrik dan membongkar mobil-mobil AS seperti mobil Chevrolet tahun 1933 untuk dilihat bagaimana suku cadangnya. Singkat kata Toyoda berhasil membuat mobil dengan mesin yang lebih kecil.

Perjuangan untuk membuat mobil Jepang dilanjutkan dengan membangun blok silinder pada Juli 1934. Dan di bulan September 1935, Toyoda melakukan test run mobil mereka.

Mobil penumpang pertama yang diproduksi adalah Toyoda Model AA Sedan yang dirilis bulan September 1936.

Beberapa model truk dan mobil yang diproduksi dalam kurun waktu 1935-1947 adalah:

Toyoda Model G1 Truck 1935
Toyota Model GB truck 1938
Toyoda Model G1 Truck 1935
Toyota Model GB truck 1938
Toyota Model AE (Shin-Nihon-Go) 1939
Toyopet Model SA small passenger car 1947
Toyota Model AE (Shin-Nihon-Go)" 1939
"Toyopet Model SA small passenger car 1947
Toyopet Model SB small truck 1947
Toyota Model BM truck 1947
Toyopet Model SB small truck 1947
Toyota Model BM truck 1947

Mimpi Toyoda untuk membangun mobil sendiri sempat terkendala saat Perang Dunia II di 1945. Jepang mengalami kebangkrutan masif karena kalah perang. Perusahaan-perusahaan Jepang ramai-ramai menyatakan kebangkrutan namun Toyota tetap bertahan dan akhirnya bisa kembali memproduksi mobil.

Namun mobil yang paling mendapat sorotan adalah Toyopet Crown Model RS yang melakukan debut perdana pada 1955. Mobil ini merupakan mobil pertama yang betul-betul diproduksi di Jepang.

Itulah Toyota, dari awalnya yang hanya mimpi dari Kiichiro kini berhasil menjadi produsen terbesar dunia. Bahkan ekonomi Jepang pun kini bertumpu pada Toyota.

Sumber: Detik

Cara Cepat Menonaktifkan & Menghapus Akun Facebook

Bagaimana cara menghapus Account (Akun) Facebook secara permanen?
Instruksi untuk mengahapus Account Facebook Anda :

* Masuk ke http://www.facebook.com/help/contact.php?show_form=delete_account